SURABAYA – Wali Kota Tri Rismaharini ingin ke depannya, ada pasar yang menjual produk hasil pertanian, khususnya pertanian organik di Kota Pahlawan. Di pasar tersebut, produk organik seperti sayuran dari hidroponik, akan dijual murah.
“Nantinya produk yang dikeluarkan berbeda, karena semuanya produknya organik,” kata Risma, usai membuka Gelar Produk Pertanian di halaman Balai Kota Surabaya, Minggu (19/2/2017).
Dengan pasar khusus itu, jelas Risma, Pemkot Surabaya tidak perlu lagi menggelar produk pertanian di minggu ketiga setiap bulan.
“Kami ingin memfasilitasi seluruh kelompok. Tidak hanya pertanian, tapi juga ada peternakan, perikanan,” ujarnya
Produk pertanian organik, sebut Risma, pernah booming di Kelurahan Made. Kemudian menurun karena menggunakan pupuk an-organik.
“Sekarang bagus lagi karena sudah pakai organik,” terang Risma, sambil menambahkan, Pemkot Surabaya memberikan subsidi pupuk organik bagi petani.
Dia menyebutkan, tahun ini akan dibangun Pusat Pertanian Terpadu di Kelurahan Jeruk, Lakarsantri di tanah seluas 4 hektar. Di tempat itu akan ada peternakan, perikanan dan pertanian.
“Limbah peternakannya akan diolah langsung menjadi pupuk organik untuk bisa dijadikan kebutuhan pertanian,” urai Risma.
Pertanian yang dilaksanakan di kawasan Surabaya Barat ini menggunakan konsep mekanisasi. Sebab, terang Risma, selama ini Surabaya kekurangan tenaga kerja di bidang pertanian.
Dengan adanya mesin yang dipakai untuk menanam produk pertanian, jelas dia, akan membuat efisien pekerjaan pertanian.
Pada kesempatan itu, Risma juga membagikan 2.000 bibit cabai, jambu, sirsak dan tomat secara gratis kepada masyarakat yang datang. Dalam sekejap bibit-bibit ini habis dibawa pulang warga.
Gelar produk pertanian ini kembali dilaksanakan Pemkot Surabaya, setelah beberapa bulan sempat vakum. Acara ini diikuti 22 stand yang menampilkan berbagai macam produk. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS