JAKARTA – Organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) mengajak semua elemen kebangsaan untuk menyatukan kesepahaman dan langkah ideologis melawan gerakan de-Soekarnoisasi Jilid 2.
Sebab, benih-benih gerakan saat ini yang mirip dengan de-Soekarnoisasi pada 1965-1966, sudah teridentifikasi serta terpetakan mirip yang dilakukan pada 2016-2017.
Ketua Bidang Organisasi DPN Repdem, Wanto Sugito mengatakan, kiprah dan pemikiran Soekarno sebagai pejuang dan pencetus ideologi bangsa harus dijaga.
“Gagasan-gagasan kebangsaan Bung Karno jangan sampai terkaburkan di tengah arus deras politik identitas yang bertentangan dengan Pancasila dewasa ini,” kata Wanto, saat membuka Diskusi Kebangsaan Repdem bertema Identifikasi Pola Gerak de-Soekarnoisasi Jilid 2 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (20/6/2017).
Wanto menjelaskan, diskusi dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno ini sebagai lanjutan dari diskusi yang digelar Repdem pekan lalu bertemakan Bung Karno, Islam dan Pancasila.
Setelah dua diskusi ini, pihaknya akan menggelar kegiatan ketiga, yaitu menghimpun kekuatan semua elemen kebangsaan melawan de-Soekarnoisasi Jilid 2.
Politisi muda PDI Perjuangan yang akrab disapa Klutuk ini menegaskan, gerakan yang bertentangan dengan Pancasila harus diwaspadai.
Pernyataan Panglima TNI bahwa ISIS sudah ada di sejumlah provinsi di Indonesia, kemudian riset yang menyatakan tujuh juta penduduk Jawa Barat sudah anti Pancasila, sebut Wanto, merupakan kondisi yang memprihatinkan.
Karena itu, semua elemen kebangsaan harus dihimpun untuk mempererat ideologi kebangsaan dan menjaga Pancasila sebagai dasar negara, sekaligus merapatkan barisan terhadap gerakan de-Soekarnoisasi jilid 2.
Hadir sebagai pembicara dalam diskusi kali ini, Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira, dan sejarawan sekaligus Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid.
Diskusi ini dihadiri sekitar 250 peserta dari berbagai elemen kebangsaan seperti DPP Garuda, Projo, Foreder, GP NKRI, PP GMKI, Satria Muda NKRI, Komando Bela Pancasila serta sejumlah organisasi sayap PDIP seperti BMI dan Repdem se-Jabotabek.
Andreas Pareira mengakui, pola-pola de-Soekarnoisasi jilid 2, memang sedang terjadi saat ini. Ada upaya untuk menenggelamkan kiprah dan pemikiran serta perjuangan Bung Karno oleh pihak-pihak yang merasa terganggu dan tidak ingin pengaruhnya ada dalam lingkaran kekuasaan.
Sedang Hilmar Farid mengatakan, gerakan pendidikan karakter nasionalisme memang penting untuk terus dihidupkan. Pihaknya akan mendukung Repdem yang menghimpun semua elemen kebangsaan untuk bersatu menjaga Pancasila sebagai dasar negara. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS