HONGKONG – Ratusan Buruh Migran Indonesia (BMI) Hongkong menyatakan siap mengikuti program transmigrasi di kawasan perbatasan yang dilontarkan pemerintahan Jokowi-JK melalui pernyataan Menteri Desa Marwan Jafar.
“Kami siap mengikuti program transmigrasi itu dengan membuat program “Kampung Segoro” (Semangat Gotong Royong-red) sebagai solusi pekerjaan bagi BMI setelah pulang kampung nantinya,” kata Koordinator Program Kampung Segoro Hongkong Trismini Sugito dalam wawancara online melalui Line Messenger dengan infokomnews, Kamis (16/4/2015).
Kampung Segoro adalah pilot project BMI dalam upaya membangun kawasan transmigrasi dengan pola pertanian modern dan dengan pola pembangunan pertanian partisipatif sejak perencanaan sampai paska panen.
“Untuk tahap awal yang sudah menyatakan siap sudah lebih dari 500 KK. Tidak hanya BMI Hongkong tapi juga BMI Saudi, Malaysia, Korea, Belanda sudah banyak yang menyatakan ikut bergabung dalam program ini,” ujar perempuan berkerudung asli Magetan ini.
Para BMI yang mendaftar menyatakan siap akhir tahun ini untuk pulang kampung dan menjadi tarnsmigrasi di kawasan perbatasan. Bahkan sebagian sudah menyatakan akan mengakhiri kontrak dengan mengajukan permintaan sebelum berakhirnya masa kontrak kerja.
Program Kampung Segoro yang diselenggarakan oleh Bara JP Hongkong ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Di antaranya Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), Asosiasi Pengusaha Pengolah Hortikultura Indonesia (ASPEHORTI), Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Pusat Inkubasi Usaha Kecil Universitas Brawijaya, dan Barisan Relawan Indonesia (BI).
Lembaga-lembaga ini sudah terlibat sejak awal persiapan dan akan melakukan pendampingan pada saat program kampung segoro nanti dijalankan. “Bahkan, Bapak KH Said Aqiel Siradj sudah menyatakan dukungannya terhadap program ini dan menyatakan kesediaan menjadi Ketua Dewan Pembina Kampung Segoro,” terang Trismini.
Menurutnya, melalui program ini para BMI berharap dapat membangun sebuah kehidupan yang jauh lebih baik di tanah air. “Bila selama ini kami keluar negri bukan berarti kami tidak mencintai tanah air namun karena kurangnya kesempatan kerja untuk kami, maka dengan program kampung segoro ini kami ingin membuktikan bentuk cinta kami kepada Tanah air. Membangun Indonesia Hebat seperti kata Pak Jokowi,” kata aktivis yang juga aktif di relawan Jokowi-JK, sebagai koordinator Barisan Relawan Jalan Perubahan (BaraJP) Hongkong ini.
Untuk mempersiapkan diri, lanjutnya, para BMI belajar langsung tentang pertanian modern di China, Korea, dan Taiwan saat mendapat libur kerja. Selain itu, melalui media social mereka juga melakukan diskusi tentang teknologi pertanian, peternakan modern dan belajar industry UKM.
Seperti diketahui, hampir 90 % kebutuhan pokok luar jawa masih dikirim dari pulau Jawa. “Kami berinisiatif dalam kampung segoro nanti perlu “home industry” seperti kecap, minyak kelapa, mie, kerupuk dan industry kecil lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar lokasi,” jelasnya.
Rencananya program ini akan diluncurkan 17 Mei 2015 nanti dalam sebuah seminar bertajuk Mewujudkan Kampung Segoro untuk Kedaulatan Pangan Indonesia yang akan bertempat di Gedung KJRI Hongkong. “Jika tak ada halangan kami akan menghadirkan Menteri Desa -PDTT Marwan Jafar, menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, dan menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti,” pungkasnya. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS