TULUNGAGUNG – Mempermudah warga Kota Marmer dalam memperoleh makananan untuk sahur selama Ramadhan, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, memperbolehkan para pedagang berjualan melewati jam malam. Namun mereka tetap harus melaksanakan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat.
“Sebaiknya juga saat berjualan pedagang menerapkan take away. Artinya, makanan yang dijual tidak makan di tempat oleh pembeli, tetapi dibungkus agar tidak terjadi kerumunan,” kata Maryoto, Kamis (15/4/2021).
Menurut dia, selama bulan Ramadhan, perberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro tertap berjalan. Termasuk aturan jam malam yang dimulai pukul 21.00 WIB. “Tetapi untuk pedagang makanan sahur ada pengecualian,” tuturnya.
Kader PDI Perjuangan ini selanjutnya menandaskan untuk ibadah salat tarawih juga diperbolehkan dilaksanakan secara berjamaah di masjid dan mushola. Namun harus memenuhi ketentuan jumlah jamaah hanya sampai 50 persen kapasitas tempat ibadah.
“Yang dilarang dan tidak diperbolehkan itu ronda malam, atau kegiatan ronda untuk membangunkan orang sahur. Itu tidak boleh,” sambung dia.
Untuk kegiatan Pondok Ramadhan yang biasa diselenggarakan oleh sekolah, Bupati Maryoto Birowo juga menyarankan agar dilakukan dengan cara virtual saja. Tidak dengan tatap muka.
Apalagi sampai saat ini di Kabupaten Tulungagung belum diselenggarakan pembelajaran tatap muka di sekolah. “Pembelajaran tatap muka baru akan dilakukan pada bulan Juli mendatang,” terang Maryoto.
Sementara itu, bagi pedagang yang belum divaksinasi Covid-19, mantan Wabup Tulungagung ini menyebut Pemkab Tulungagung akan kembali memprioritaskan vaksinasi pada pedagang, utamanya pedagang makanan dan pakaian. Terlebih saat ini sudah bulan puasa dan menjelang Lebaran.
“Pedagang di Pasar Ngemplak dan Pasar Wage kan sudah divaksin. Itu harus dikembangkan terus untuk menyasar pedagang lainnya. Pasti sekarang sudah terjadi banyak transaksi antara penjual dan pembeli,” sebutnya.
Ia berharap vaksinasi Covid-19 bagi para pedagang tersebut dapat berjalan sesuai harapan. Meski semuanya tergantung dari ketersediaan vaksin yang dikirim ke Tulungagung. (atu)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS