MALANG – Cawagub Puti Guntur Soekarno tetap mengunjungi pasar tradisional di setiap safari keliling daerah. Seperti di Kota Malang, Selasa (20/2/2018), Puti blusukan ke Pasar Oro-oro Dowo, Jalan Guntur, Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen.
Dari 26 pasar tradisional di Kota Malang, yang paling tua dibangun adalah pasar Oro-oro Dowo. Pasar ini dibangun pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1932.
Meski paling tua, namun keberadaan pasar ini ditata secara modern, dan tetap terjaga kebersihannya.
Bahkan pasar yang berdiri di atas lahan 3.400 meter persegi, dengan menampung 251 pedagang yang tersebar dalam 71 kios dan 180 los merupakan pasar paling bersih.
Sehingga tidak hanya pedagang dan pembeli yang datang, tapi juga wisatawan. Karena itu banyak orang mengatakan kalau ke Malang rasanya kurang lengkap kalau tidak mengunjungi pasar Oro-oro Dowo.
Semuanya diangkut dalam sebuah troli yang dia dorong sendiri.
Kepada wartawan, Puti mengatakan, nanti apabila dipercaya memimpin Jatim, akan mempertahankan keberadaan pasar tradisional.
“Tinggal bagaimana pemerintah serius mengelolanya. Seperti pasar Oro-oro Dowo ini masih eksis dan menjadi jantung perekonomian masyarakat,” katanya.
Hanya saja, tambah dia, setiap daerah memandang pasar tradisional terkadang berbeda. Karena itu, bila dirinya terpilih akan komitmen dan menyeragamkan pandangan tentang pentingnya pasar tradisional.
Bersama cagub Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, dia punya program Seribu Dewi atau Seribu Desa Wisata.
“Dengan program ini, Pasar Oro-oro Dowo, bisa dikenalkan ke mancanegara menjadi tempat wisata oleh-oleh di Malang. Pasar tradisional bernuansa moderen ini bisa dijadikan percontohan,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS