SURABAYA – Calon wakil gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno kerap berbaur dengan kalangan seniman dan budayawan. Langkah tersebut dilakukan Puti sebagai upaya mengembangkan politik berkebudayaan.
Di Surabaya, Puti sudah memperkenalkan diri dengan komunitas Dewan Kesenian Surabaya (DKS). Pendamping Cagub Saifullah Yusuf ini juga bertemu komunitas budayawan Jawa Timur untuk rembug tahunan dan bertukar pikiran.
“Kalau dikatakan strategi khusus sih bukan. Tapi kebetulan kami banyak menerima undangan para kalangan seniman dan budayawan. Tentu kami juga rangkul mereka,” kata SW Nugroho, anggota tim pemenangan Gus Ipul-Mbak Puti, Sabtu (3/3/2018).
Menurut Nugroho, upaya kedekatan Puti Soekarno dengan budayawan juga tak lepas dari cita-cita ideologis kakeknya, proklamator kemerdekaan RI Bung Karno. Yakni Trisakti yang pernah dikemukakan Bung Karno pada tahun 1963.
Isi dari konsep Trisakti adalah pertama Berdaulat di Bidang Politik, kedua Berdikari di Bidang Ekonomi dan ketiga Berkepribadian dalam budaya. Berjuang dengan seniman budayawan termasuk konsep nomor tiga.
“Dari ketiga konsep Trisakti Bung Karno memang sangat relevan untuk diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelas pria yang juga Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini.
Kehidupan seniman dan budayawan tak cukup untuk dihargai, tapi dimuliakan keberadaannya karena menjadi kekayaan sebuah bangsa.

“Bagi kaum nasionalis, pemelihara kebudayaan lokal itu sama saja penjaga kekayaan dan keberagaman bangsa atau nusantara,” tandas Nugroho.
Selain itu, politik berkebudayaan juga ingin dikembangkan Puti Soekarno di Jawa Timur. Mengingat provinsi ini memiliki kekayaan budaya yang melimpah yang beraneka ragam setiap tempatnya.
Nugroho menyebutkan, saat safari di beberapa kota, Puti selalu berbaur dan mempelajari kebudayaan setempat.
“Seperti di Banyuwangi, dia coba mempelajari kesenian orang Osing. Begitu juga saat di Madura tentu beragam seni,” ujarnya.
Puti Guntur Soekarno, pun pernah mengakui bahwa sejak kecil sudah tak asing dengan dunia kesenian. Pasalnya, keluarga Presiden Soekarno, semasa hidupnya selalu bergelut dengan kesenian hingga anak cucu.
Bisa dikatakan, hukumnya wajib bahwa kesenian dan budaya lokal harus melekat pada setiap anak hingga cucu.
“Saya tidak asing dengan kesenian. Tapi, para budayawan yang lebih paham dan ujung tombak dalam pelestarian budaya,” ujar Puti dalam sebuah acara Rembug Budaya beberapa waktu lalu.
Dengan politik berkebudayaan, Puti mengharap hal ini bisa menjadi identitas di Jawa Timur. Puti berjanji akan membawa kesenian turut andil membangun provinsi ini.
“Semua tak lepas dari perjuangan teman teman seniman dan budayawan yang melestarikan budaya lokal,” tuturnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS