SOLO – Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi negara perekonomian yang kuat.
Puan menyebutkan, sebagaimana diprediksi lembaga-lembaga terpercaya internasional yang menyebut bahwa pada 2035-2045, Indonesia berpeluang menjadi salah satu kekuatan dari lima besar ekonomi dunia.
Namun, kata Puan, untuk mewujudkan potensi tersebut tidaklah mudah. “Indonesia juga masih menghadapi sejumlah tantangan seperti kualitas sumber daya manusia yang rendah dan sejumlah masalah lain yang dapat merenggut dan mengancam masa depan generasi muda,” kata Puan, kemarin.
Hal ini disampaikan Puan saat memberikan materi kuliah umum bertajuk “Pentingnya Revolusi Mental bagi Mahasiswa dalam menghadapi Era Globalisasi dan Tantangan masa depan yang semakin berat dan kompleks” di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Senin (14/8/2017).
Oleh karena itu, lanjut Puan, dia mengimbau agar para mahasiswa dapat cepat memahami berbagai tantangan dan peluang yang ada. Politisi PDI Perjuangan ini pun mengingatkan, mahasiswa merupakan generasi muda calon pemimpin bangsa.
“Persaingan dalam era globalisasi akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya dalam mengelola potensi bangsa dan negaranya untuk dapat bersaing,” ujarnya.
Dalam ceramahnya Puan juga menjelaskan perihal koordinasi antarkementerian di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Dia menyebutkan, ada tiga agenda strategis untuk mengembangkan potensi rakyat Indonesia. Yakni menjamin pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan kapabilitas manusia Indonesia, serta membangun karekter bangsa.
Puan juga menyinggung pentingnya gotong-royong dalam pembangunan karakter bangsa.
Gerakan nasional revolusi mental adalah merupakan salah satu agenda pembangunan yang strategis, sebagai upaya dalam upaya nation and character building.
Selain itu, lanjut Puan, untuk membangun karakter bangsa dapat ditempuh dengan berbagai cara.
Selain ditempuh melalui pendidikan formal, keteladanan, kehadiran negara yang berwibawa, juga melalui praktik-praktik yang dapat memperkuat jiwa bangsa yang bermartabat, berkemajuan, dan bergotong royong.
“Praktik perubahan untuk kemajuan di perguruan tinggi dapat dilihat dari kerja nyata civitas akademika dalam membangun budaya antiplagiat, antinarkoba, budaya keilmuwan yang menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat, membangun budaya kampus yang bersih, membangun kesantunan, memperteguh jiwa Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, dan menyelenggarakan kuliah kerja nyata bertemakan revolusi mental,” kata dia.
Namun, imbuh Puan, untuk mencapai tujuan kemajuan bangsa dan negara tersebut diperlukan kerja sama dan peran, serta tanggung jawab bersama. “Dengan kerja bersama, maka kemajuan Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian dapat semakin cepat terwujud,” tuturnya. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS