TOKYO – Pada akhir kunjungan kenegaraannya di Jepang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan masyarakat Indonesia yang berada di Tokyo, Selasa (23/3/2015) pukul 19.35, di Ruang Pertemuan Sekolah Republik Indonesia Tokyo.
“Ini kok ramai banget, pegang handphone mau selfie semuanya? Apa kita urut saja gimana, selfie diurut? Kalau waktunya ada, ngga apa-apa. Nanti saya pilih sajalah,” kelakar Presiden sambil tersenyum dan disambut oleh tawa para hadirin.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa kunjungan kenegaraannya ke Jepang dalam rangka membangun sebuah kepercayaan.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menceritakan pengalamannya pada saat berada di APEC di Beijing, bulan November yang lalu.
“Duduknya gini, ini ada Presiden Putin, ini ada tuan rumah Presiden Xi Jinping, di sini ada Presiden Jokowi, di sini ada Presiden Obama. Kita harus sadar, kita ini negara besar…..,” katanya.
Presiden menekankan bahwa Indonesia sudah masuk dalam G20 jadi jangan ada yang merasa (Indonesia) masih kecil, apalagi ada yang merasa inferior.
“Saya kalau disuruh duduk minggir-minggir di pinggir, saya tidak mau datang. Bukan karena saya, karena negara kita adalah negara besar. Itu yang ingin saya tunjukkan. Meskipun presidennya kurus tapi kita ingin tunjukkan bahwa negara kita adalah negara besar,” kata Presiden yang disambut tawa hadirin.
Kembali Presiden Jokowi menekankan tujuan kunjungannya ke Jepang adalah untuk membangun sebuah kepercayaan bahwa Indonesia adalah negara yang ramah investasi. Menurut Presiden Jokowi, investasi harus memberikan nilai tambah bagi Indonesia.
Presiden Jokowi kemudian mengingatkan selama ini Indonesia selalu gagal dalam memanfaatkan sumber daya alam.
“Saya berikan contoh, tahun 70-an kita gagal membangun pondasi pembangunan karena kita tidak memanfaatkan boom minyak, benar? Tahun 70-an.Tahun 80-an, kita ulang lagi pada saat ada boom kayu, kita jual kayu besar-besaran tapi tidak juga bisa membangun pondasi. Terakhir kita juga dapat boom lagi, boom minerba, batu bara kita jual kemana-mana,” tutur Presiden.
Menurut Presiden, Indonesia kala itu (tahun 1090-2000an) gagal lagi membangun sebuah pondasi yang kuat. Untuk itu, menurut Presiden, investasi yang ditarik adalah yang menguras sumber daya alam, melainkan yang berkaitan dengan industri, dengan manufaktur yang mengolah sumber-sumber daya alam mentah menjadi barang jadi siap ekspor.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa dirinya baru lima bulan kurang sedikit menjadi Presiden dan harapan masyarakat kelihatannya tinggi sekali.
“Jadi beri saya waktu sehingga nanti hasilnya akan seperti apa, itu akan nampak dalam dua tahun, tiga tahun, Insya Allah. Kalau nanti dua tahun, tiga tahun belum kelihatan silakan nanti berkomentar, silakan nanti memberikan kritikan,” pesan Presiden Jokowi.
Usai pertemuan, Presiden Jokowi melakukan dialog dan foto bersama dengan masyarakat Indonesia. Pertemuan dihadiri oleh kurang lebih 400 pelajar dan pekerja Indonesia.
Ikut mendampingi Presiden antara lain Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Seskab Andi Widjajanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra. (Humas Setkab/ES)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS