KETUA Perwalu PDI Perjuangan Saudi Arabia Sharief Rachmat berpendapat, Pemilu 2014 tidak hanya menjadi tahun penentuan bagi bangsa. Tapi juga tahun penentuan nasib ke depan para tenaga kerja Indonesia (TKI).
“Apakah kita akan memilih wakil rakyat dan pemimpin yang tidak melindungi TKI atau memilih yang mampu berbuat untuk melindungi TKI,” kata Sharief Rachmat, sebagaimana rilisnya kepada Infokom PDI Perjuangan Jawa Timur, Selasa (25/03/2014).
Saat ini, kata Sharief Rachmat, PDI Perjuangan telah menetapkan Ir Joko Widodo sebagai calon presiden. Jika PDI Perjuangan memenangkan pemilu pegislatif dan presiden, dia yakin dalam masalah TKI akan lebih terfokus untuk mengutamakan perlindungan, pembenahan, dan perombakan.
“PDI Perjuangan melalui Perwalu Saudi Arabia, telah menerbitkan Rancangan Program PDI Perjuangan dalam Kepemerintahan Bidang Tenaga Kerja Indonesia,” ungkapnya.
Sejak PDI Perjuangan berdiri di Saudi Arabia pada akhir 2003, selain memberikan bantuan dan memperjuangkan hak serta keadilan TKI, juga intens memperdalam permasalahan TKI. Sedang yang dilakukan pemerintah selama ini, ungkap dia, selalu terfokus dalam hal sistem, tetapi mengabaikan perlindungan, pembenahan, dan perombakan.
“Pemerintah juga tidak pernah serius menangani kasus-kasus TKI, hanya hebat dalam hal saling lempar tanggung jawab dan bersilat lidah,” ujar mantan Wakil Ketua Tim Kesatuan Relawan TKI BMMB Saudi Arabia itu.
PDI Perjuangan, tambah Sharief, tidak hanya akan memperkuat perlindungan, pembenahan, dan perombakan di instansi terkait termasuk KBRI/KJRI. Menurutnya, personel di instansi terkait termasuk KBRI/KJRI yang bekerja setengah hati, perlu disegarkan dam diganti orang-orang yang punya niat melayani dan melindungi TKI.
“Penyegaran dalam tubuh KBRI/KJRI Saudi Arabia juga diinginkan mayoritas kawan-kawan TKI di sini,” jelasnya.
Rancangan program lainnya, urai Sharief, adalah menghilangkan KTKLN yang dinilai tidak banyak manfaatnya bagi para TKI. Malah dia sebut jadi lahan pungutan liar para oknum.
“Selain mempertahankan moratorium hingga terselesaikan berbagai kasus TKI sekaligus adanya MOU, menyelamatkan para TKI yang terancam hukuman mati, PDI Perjuangan bila memenangkan pemilu dan menjadikan Jokowi sebagai presiden, akan mempertimbangkan untuk menyiapkan opsi pemulangan bagi TKI Overstayer dengan mudah setiap tahun,” kata Sharief.
Agar keinginan itu terlaksana, dia mengajak para TKI Saudi Arabia tetap optimistis dan memberikan hak suaranya saat coblosan Pemilu 2014 yang untuk wilayah Saudi Arabia berlangsung pada Sabtu 5 April 2014 depan, untuk memuluskan program TKI dan Jokowi sebagai presiden.
Dari sekian partai yang ada di Saudi Arabia, tambah Sharief Rachmat, hanya PDI Perjuangan yang menyiapkan program TKI. Lagi pula, kader PDI Perjuangan setempat bisa karena selama ini berada di lapangan, sehingga mengetahui apa yang harus dibenahi dan juga tahu apa yang dirasakan para TKI.
“Kami sudah berjuang bersama TKI sejak 2003, bukan seperti yang baru muncul menjelang pemilu. Para TKI pasti ingat siapa pemenang Pemilu 2004 dan 2009 di Saudi Arabia, kemana mereka di saat TKI membutuhkan. Kami menang kalah tetap hadir bersama TKI,” ungkapnya.
Selama berada di luar pemerintah, imbuhnya, PDI Perjuangan bisa berbuat memperjuangkan TKI walaupun dengan keterbatasan. “Untuk mempermudah memperjuangkan hak dan keadilan TKI, PDI Perjuangan harus bisa memenangkan pemilu dan memuluskan Jokowi sebagai presiden,” pungkasnya. (pri)
Sumber foto: Kompas
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS