Jumat
20 Juni 2025 | 7 : 50

Perjuangkan Reyog Masuk WBTB UNESCO, Sugiri Undang Fasilitator Asia-Pasifik

PDIP-Jatim-Bupati-Sugiri-23122021

PONOROGO – Perjuangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo untuk menjadikan reyog Ponorogo diakui secara resmi sebagai Warisan Budaya Tak Benda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) masih terus berlanjut. Hingga saat ini, langkah yang dilakukan untuk merealisasikan reyog sebagai warisan dunia salah satunya dengan mengundang fasilitator Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO wilayah Asia-Pasifik untuk memberikan arahan dan penilaian.

“Ini usaha keras kami, UNESCO kan tidak ada di sini. Maka, fasilitator dari Unesco kita undang untuk memberikan arahan dan penilaian sebelum dokumen itu kita kirim nanti di bulan Maret 2022,” ujar Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, usai memberikan arahan pada pertemuan komunitas reyog Ponorogo, Tim Kemendikbud RI dan Tim Fasilitator UNESCO di Aula Bappeda Litbang Kabupaten Ponorogo, Rabu (22/12/2021).

Kang Giri, sapaan akrabnya, berharap, fasilitator tersebut bisa mengarahkan dan melakukan penilaian sebelum naskah atau dokumen tentang narasi reyog Ponorogo dikirimkan ke UNESCO.

“Jadi, ini harus dirumuskan betul-betul, bagaimana mencukupi selera dari UNESCO, maka diundang tenaga ahli yang expert di bidang ini,” imbuhnya.

Pengusulan reyog dan pengisian formulir untuk dipaparkan di markas UNESCO di Paris tinggal selangkah lagi yang tenggat waktunya Maret 2022 mendatang. Berbagai upaya hingga saat ini dilakukan oleh Pemkab Ponorogo seperti menyelenggarakan seminar, forum grup diskusi (FGD) dan melakukan riset-riset di lapangan tentang reyog. Bagaimana reyog itu berdampak ekonomi, bahan bakunya, apakah budaya rakyat.

“Kita sudah melakukan seminar, FGD sampai riset sudah kita lakukan sejak mulai dilakukan pengusulan pada September lalu,” jelas Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Ponorogo itu.

Sementara itu fasilitator ICH UNESCO untuk wilayah Asia-Pasifik, Harry Waluyo, mengatakan, sejauh pengusulan dan pengisian formulir untuk masuk dalam daftar ICH itu bisa meyakinkan UNESCO, maka peluangnya lolos makin besar. Menurutnya, penggunaan bulu merak dan kulit harimau sebagai ornamen reyog bisa diatasi oleh para pegiat reyog.

“Tapi, ini ada solusinya dan semua harus komit. Bagaimanapun juga UNESCO telah menetapkan penilaian,” ulasnya.

Ia pun berharap usulan reyog Ponorogo untuk menjadi warisan buudaya takbenda akan terwujud. “Selama Pemkab Ponorogo mengikuti petunjuk dari pengisian berkas-berkasnya. Tapi mudah-mudahan bisa segera terwujud,” pungkasnya. (jrs/set)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Penggunaan Bahasa Indonesia di Publik Masih Rendah, Amithya: Tak Cukup Surat Imbauan

MALANG – Balai Besar Bahasa Provinsi Jawa Timur menyebut penggunaan bahasa Indonesia dalam lanskap ruang publik ...
KRONIK

Bupati Ipuk Dukung Kecamatan Songgon Kembangkan Kampung Alpukat

BANYUWANGI – Kecamatan Songgon, Banyuwangi, selama ini identik dengan sentra durian. Tapi kini, wilayah yang ...
KRONIK

DPRD Banyuwangi dan Bupati Ipuk Tandatangani Perubahan KUA-PPAS APBD Tahun 2025

BANYUWANGI – Setelah melalui proses pembahasan yang cukup dinamis, DPRD Banyuwangi bersama Bupati Banyuwangi, Ipuk ...
KRONIK

Bupati Fauzi Sambut Jamaah Haji Sumenep, Doakan Menjadi Haji Mabrur

SUMENEP – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menyambut hangat kepulangan jamaah haji asal daerahnya, Rabu ...
KOLOM

Puncak Bulan Bung Karno 2025 di Pusara Beliau

TANGGAL 21 Juni 1970 atau 55 tahun yang lalu Bapak Proklamator, sekaligus Presiden Pertama, Ir. Soekarno wafat, ...
HEADLINE

Haul ke-55 Bung Karno, PDI Perjuangan Jatim Siapkan 5.000 Tumpeng untuk Masyarakat Blitar

SURABAYA – Memperingati Haul ke-55 Bung Karno, DPD PDI Perjuangan Jawa Timur akan menggelar acara istimewa di Kota ...