MALANG – Bravo 5 Jatim sebagai relawan pendukung pasangan Capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin menggelar Tablig Akbar di Poncokusumo, Kabupaten Malang, Kamis (11/10/2018).
Tablig Akbar dihadiri ribuan jemaah yang mayoritas adalah warga Nahdliyin Kabupaten Malang itu untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2018. Hadir memberikan ceramah agama dalam acara itu, Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar.
Ketua Bravo 5 Jawa Timur, H Ubaidillah Amin Moechammad mengatakan, Bravo 5 Jatim yang terdiri dari elemen kaum muda yang sadar akan sejarah perjuangan NU bagi kemerdekaan NKRI, mengimbau seluruh masyarakat Jatim untuk bahu-membahu memeriahkan perayaan Hari Santri Nasional 2018.
Dia juga mengatakan, banyak alasan dan korelasi yang mendasari mengapa perayaan HSN 2018 berdampak terhadap pemenangan Presiden Jokowi yang berpasangan dengan KH Ma’ruf Amin untuk kembali memimpin Indonesia satu periode kedepan.
“Duet Jokowi-KH Ma’ruf Amin merupakan pasangan nasionalis religius. Duet ini merupakan representasi dari keberagaman yang ada di lndonesia,” jelasnya.
Pada periode pertama kepemimpinan Jokowi, jelasnya, dinilai telah mampu memberikan apresiasi terhadap perjuangan NU dalam memerdekakan NKRI dengan pengesahan Hari Santri Nasional.
Sementara itu, Jokowi dijadwalkan akan membuka puncak peringatan Hari Santri Nasional 2018 yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di GOR Delta Sidoarjo pada 21 Oktober 2018 mendatang. Namun, kehadiran Jokowi bukan sertamerta masalah dukung mendukung dalam Pilpres.
“Saya berharap terlepas dari itu semua (dukung-mendukung). Karena ini sudah menjadi agenda rutin kita setiap tahun, pas Hari Santri kita selalu mengadakan acara,” jawab Ketua Panitia HSN 2018, Reza Ahmad Zahid di kantor PWNU Jawa Timur, kemarin.
Gus Reza, sapaan akrabnya, menegaskan, alasan Presiden Jokowi diagendakan hadir di puncak peringatan HSN yang dikemas dengan istighosah kubro ini karena kegiatan bertema Persatuan Bangsa ini adalah acara akbar. “Untuk menjadi syarat acara itu akbar, ya, RI 1 harus hadir di tengah-tengah kita,” tegasnya.

“Karena ini momentum Hari Santri! Kita tahu sendiri bahwa Presiden Jokowi adalah presiden yang menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional,” imbuhnya.
Gus Reza juga mengaku, kalau pihaknya sudah berkoordinasi serta mengkonsultasikannya ke Bawaslu soal mengundang Presiden Jokowi di puncak acara HSN yang akan digelar di GOR Delta Sidoarjo nanti.
“Kami berharap (HSN) tetap steril dari nuansa-nuansa politis, kami juga memberikan imbauan kepada masyarakat yang hadir dalam acara istighosah kubro, tidak boleh bawa bendera-bendera Parpol, tidak boleh ada atribut-atribut Parpol,” tuturnya.
“Kami hanya memperbolehkan dua hal bendera saja, yaitu bendera Indonesia dan bendera NU. Ini kami imbaukan kepada masyarakat,” tegasnya lagi.
Gus Reza menjelaskan, selain untuk memperingati HSN, istighosah kubro yang digelar PWNU Jawa Timur ini juga bertujuan untuk mendoakan bangsa Indonesia dari segala macam bencana, seperti gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Dan yang terbaru, Kamis dini hari tadi, Jawa Timur juga diguncang gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR). “Ini (istighosah kubro) satu kesempatan yang luar biasa, negara kita juga terkena musibah semacam ini, kita berdoa bersama,” tandasnya.
Tak hanya itu, di tahun politik ini, Indonesia banyak diterpa masalah. Selain bencana alam, juga masifnya berita-berita hoaks yang mengarah pada perpecahan.
“Kenapa kita mengangkat tema Persatuan, ini berangkat dari keprihatinan atas berita-berita tanpa dasar, atau disebut hoaks yang dapat memecah belah bangsa. Mereka (para kiai) resah,” ungkapnya.
Pihaknya menargetkan, HSN ini akan dihadiri sekitar 1.000 umat. Mulai dari kiai, santri, dan masyarakat umum yang ingin mengikuti istighosah kubro untuk keselamatan dan persatuan bangsa. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS