NGANJUK – Prosesi dibuka langsung oleh Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Kamis (3/8/2023). Turut hadir sejumlah pejabat forkompinda.
“Ini merupakan ritual sedekah bumi dan upacara pengambilan air suci dari air terjun Sedudo. Ini tradisi yang sudah dilakukan masyarakat secara turun menurun sejak zaman Majapahit.
“Kegiatan ini upaya nguri-nguri budaya agar generasi muda tidak lupa sejarahnya,” kata Marhaen.

Dalam Acara prosesi Siraman ini melibatkan 18 gadis sebagai penari dan widodari yang bertugas melakukan sesi mandi di air terjun Sedudo.
Proses siraman ini diawali dengan tarian amek tirto (mengambil air) yang dilakukan oleh 9 penari yang masih gadis kemudian diikuti oleh 9 gadis berambut panjang yang masih suci. Untuk selanjutnya, para penari ini menuju air terjun Sedudo untuk mandi di bawah air terjun.

Tradisi dilestarikan sekaligus untuk menarik wisatawan lokal maupun luar negeri.
Sementara itu, menurut Ketua DPRD Tatit Heru Tjahjono, prosesi siraman kerap dilaksanakan setiap Bulan Suro. (eng/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS