BANYUWANGI – Dinas Sosial Pemkab Banyuwangi berkolaborasi dengan Dinsos Pemprov Jatim membuat kegiatan pemberdayaan para penyandang disabilitas yang diberi nama “Kampung Inklusi”. Dalam kegiatan tersebut, para penyandang disabilitas mendapat pembekalan berupa keterampilan terapan, mulai kerajinan bambu, aneka olahan ikan, alas kaki, hingga berkebun dengan teknik hidroponik.
Kegiatan Kampung Inklusi ini sendiri dilaksanakan pada 16-19 September 2021 dan berlokasi di Kecamatan Muncar.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani serta Kabid Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Jatim, Sugiyono; didampingi Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi, Henik Setyorini, hadir langsung untuk memonitoring para penyandang disabilitas yang tengah mendapatkan pelatihan.
Bupati Ipuk mengatakan akan terus mendorong berbagai pelatihan bagi para disabilitas. Bahkan, pihaknya berinisiatif akan membuka pameran dan promosi bagi karya para disabilitas Banywuangi yang telah mendapat pelatihan dari kegiatan kampung inklusi ini.
“Saya lihat antusias teman-teman disabilitas yang mengikuti pelatihan ini sangat tinggi. Kegiatan ini akan terus kami support dengan terus mendorong dinsos untuk membuat program yang sama secara kontinyu termasuk mendampingi pemasaran produk yang mereka hasilkan,” ungkap Ipuk, Bupati dari PDI Perjuangan ini.
Selain itu, kedepan Bupati Ipuk juga akan memfasilitasi program pelatihan bagi para penyandang disabilitas, dengan akan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi.
“Kami akan upayakan untuk berkolaborasi bersama BLK. Sehingga teman-teman disabilitas ini bisa punya skill yang baik untuk bekal mereka membuka usaha. Kami ingin para disabilitas di Banyuwangi bisa produktif dan sejahtera” Terangnya.
Menurut Kabid Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Dinsos Jatim Sugiyono, kegiatan yang diberi nama kampung inklusi, ini merupkan sebuah program rehabilitasi sosial berbasis kelompok bagi penyandang disabilitas. Kampung ini menyediakan layanan khusus untuk penyandang disabilitas. Salah satunya melalui pelatihan yang digelar beberapa hari dengan melibatkan 35 penyandang disabilitas.
“Kita bekali para penyandang disabilitas dengan berbagai keterampilan agar mereka lebih berdaya dan mandiri secara ekonomi,” Kata Sugiyono.
Salah seorang peserta bernama Gianto, sangat antusias mengikuti pelatihan menganyam bambu. Dirinya mengaku senang dengan adanya kegiatan pelatihan ini dan berharap ilmu yang didapat bisa untuk bekal membuka usaha.
“Saya senang sekali dengan adanya pelatihan ini, disini saya bisa mengasah keterampilan daripada bengong di rumah. Disini saya memilih ikut pelatihan mengayam bambu, karena kebetulan bambu mudah ditemui di sekitar rumah saya, ini akan jadi bekal saya membuat usaha sendiri,” Tutur Gianto dengan wajah sumringah. (ryo/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS