Sabtu
08 Februari 2025 | 1 : 43

Pemerintah Bakal Atur Siklus Panen

Jokowi di Sawah - Widodaren Ngawi

Jokowi di Sawah - Widodaren Ngawi

Jokowi saat di persawahan Widodaren, Ngawi, sebelum pilpres 2014 lalu

PONOROGO – Pemerintah menyiapkan pola siklus tanam dan panen untuk menghindari penumpukan stok komoditas saat terjadi panen serentak. Kalau tidak diatur, harga komoditas pertanian akan anjlok seperti selama ini.

“Kalau barang banyak, harga anjlok. Ini yang kita atur. Panen di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan berganti-ganti,” kata Presiden Joko Widodo, saat meninjau lahan jagung di Sukun, Ponorogo, Jumat (6/3/2015) sore.

Menurut Presiden Jokowi, dengan produktivitas tinggi maka ketersediaan komoditas pangan akan cukup sehingga tidak perlu impor. Misalnya, tambah Jokowi, kalau sekarang 1 hektar bisa menghasilkan 5 ton bagaimana caranya jadi 9 ton, atau 10 ton sebagaimana di Demak.

“Kalau harga saingannya dengan negara lain, kalau negara lain murah, ya kita juga harus murah. Kuncinya produktivitas setiap hektar naik,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Bagikan 41.000 Unit Traktor, 3.000 Dibagi di Ponorogo

Dia mengingatkan, persaingan saat ini adalah antara petani dalam negeri dengan petani negara lain. Kualitas dan ketersediaan pasokan komoditas, jelasnya, menjadi kunci swasembada pangan

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman melaporkan, panen di Ponorogi mencakup 527 hektar (ha) sawah, dengan produksi 3,5 juta ton sampai 4 juta ton. Bersamaan dengan panen di Ponorogo itu, menurut Amran, sudah panen juga di Ngawi dan Malang, dengan kenaikan produksi sampai 20%.

“Ini berkat bantuan Bapak Presiden kepada petani, memberikan traktor, memperbaiki irigasi, pupuk dan benih tepat waktu,” kata Amran

Pada 11 Maret mendatang, ungkap Amran, akan dilakukan panen di Jabar yang mencakup lahan seluas 600.000 hektar. Dengan demikian, dari dua provinsi (Jatim dan Jabar) saja, diperkirakan produksi ada 9 juta ton.

Sementara, kebutuhan beras perbulan dalam negeri hanya 2,5 juta ton. “Jadi, tahun ini insya Allah mudah-mudahan tidak ada impor beras,” ujar Amran seraya menyebutkan, saat ini harga beras di pasaran berangsur stabil.

Pada Jumat sore itu, Presiden Jokowi dan rombongan juga mengunjungi bengkel praktik kerja SMK Negeri 2 Ponorogo. SMK ini menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan menghasilkan mesin pertanian seperti mesin pemotong padi. (pri/*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

SEMENTARA ITU...

Eri Minta Wartawan Ikut Memberi Penilaian kepada Calon Kepala Dinas Pemkot Surabaya

SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi akan melibatkan awak media dalam penilaian calon kepala dinas di jajaran Pemkot ...
SEMENTARA ITU...

Bupati Ony Dukung Festival Dai Cilik, Harap Lahirkan Generasi Berakhlak Mulia

NGAWI – Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mendukung penuh pelaksanaan Festival Dai Cilik yang digelar di Kantor ...
LEGISLATIF

Novita Hardini Soroti Manfaat Investasi PT Hailiang untuk Perekonomian Indonesia

GRESIK – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menyoroti keberlanjutan investasi besar yang dilakukan PT ...
LEGISLATIF

Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadhan, DPRD Surabaya Siap Pantau Harga Bahan Pokok

SURABAYA – Antisipasi adanya kenaikan harga bahan pokok mendekati bulan puasa Ramadhan, DPRD Kota Surabaya akan ...
KRONIK

Era Baru Bangkalan, Lukman Ajak Masyarakat Bersatu untuk Membangun

BANGKALAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bangkalan menggelar rapat pleno terbuka di kantornya untuk menetapkan ...
LEGISLATIF

Soal Guru Honorer Jombang Tak Lolos PPPK, Totok: Masih Diakomodir Jadi PPPK Paruh Waktu

JOMBANG – Ketua Komisi A DPRD Jombang, Totok Hadi Riswanto minta guru honorer di Jombang tidak khawatir soal ...