SEJAK 4 tahun lalu, rumah milik Siti Djamilah di jalan Pandean IV no 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya diketahui sebagai tempat presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno dilahirkan. Penduduk sekitar pun menunjukkan antusiasmenya untuk terlibat langsung dalam menjaga peninggalan sejarah berharga ini.
Seperti ditunjukkan pemuda kampung di RW 13, dimana rumah bersejarah ini berada. Mereka mengkoordinir diri melalui karang taruna dan bersepakat untuk menjadikan kampung Pandean sebagai “Kampoeng Bung Karno”.
Ketua RT 4 RW 13 Muhammad Ibrahim Abdullah, kepada Infokomnews menyampaikan keinginan warganya untuk terlibat langsung dalam pelestarian sejarah ini. “Kami tak ingin kampung kami hanya menjadi tempat seremonial pihak lain. Kami juga ingin belajar, ingin membangun dan ikut melestarikan warisan sejarah ini,” ujarnya.
Menurut dia, keterlibatan warga secara aktif dalam membumikan ajaran Bung Karno penting agar muncul rasa memiliki dari warga sendiri. Untuk itu ia bersama karang taruna RW 13 mengadakan kegiatan rutin berkelanjutan untuk mewujudkan itu. Salah satunya adalah dengan membuka bimbingam belajar gratis di kampung Pandean. “Melalui pendidikan kami ingin membumikan kembali ajaran Bung Karno itu,” jelas dia.
Selain itu, mereka juga berencana ingin menghias wajah kampung Pandean ini menjadi bernuansa Bung Karno. “Kami sudah bekerjasama dengan komunitas mural yang siap membantu menghias dinding kampung dengan mural Bung Karno, tapi terkendala biaya,” aku Ibrahim.
Untuk itu ia berharap pihak-pihak yang akan menggarap kampung Pandean sebagai cagar budaya turut melibatkan warga sekitar. “Kami sangat berharap diajak rembugan soal itu,” tandasnya.
Hingga saat ini upaya pemkot Surabaya untuk menyelesaikan pengambil alihan rumah bersejarah ini memang masih belum bisa terwujud. Menurut Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Surabaya Achmad Agung Nurawan, pemkot Surabaya masih dalam tahap mencari kesesuain harga untuk pembelian rumah tersebut.
“Sementara kami memang belum mengarah pada upaya pengembangan lebih lanjut. Kami fokus dulu pada pembelian rumah dulu,” jelas Achmad. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS