SURABAYA – Pakar Politik Universitas Airlangga Surabaya, Kris Nugroho menilai pasangan Tri Rismaharini -Whisnu Sakti Buana lebih menguasai materi Debat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya ketimbang pasangan Rasiyo–Lucy. Pasalnya, pasangan nomor urut 2 ini dinilai memiliki pengalaman selama memimpin Kota Surabaya.
Dalam rentang masa kepemimpinan Risma–Whisnu, Kris Nugroho mengakui telah banyak menorehkan prestasi nasional dan internasional. “Over all (secara keseluruhan), kalau dari prestasi incumben lebih unggul. Dari skor, nilainya 1 – 0 untuk Risma–Whisnu,” ungkap Kris Nugroho, mengomentari debat pilkada di Kompas TV yang digelar, Jumat (30/10/2015) malam.
Kris Nugroho menyatakan, pasangan Risma–Whisnu dan Rasiyo–Lucy sebenarnya mempunyai perspektif sama untuk mensejahterakan masyarakat Kota Surabaya.
Dia menangkap, dari paparan yang disampaikan Risma–Whisnu, program yang disampaikan ingin meningkatkan dari apa yang sudah dicapai saat ini apabila diberi kepercayaan memimpin kembali.
“Risma ingin menaikkan level dari tahap satu ke tahap dua,” terangnya.
Dia mengakui, tema debat perdana, yakni “Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat” cukup menarik. Pasalnya, hal itulah yang dibutuhkan masyarakat langsung.
“Dari paparan yang disampaikan tersebut, diharapkan bisa mewujudkan di masa mendatang,” papar dia.
Kris Nugroho mengapresiasi program Risma–Whisnu yang ingin memberikan beasiswa kepada warganya sampai jenjang perguruan tinggi, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Namun demikian, program tersebut perlu dikoordinasikan dengan pemerintah pusat, karena pemerintah juga memberikan subsidi untuk masyarakat misnkin yang mengenyam pendidikan tinggi.
“Terutama untuk uang kuliah tunggal, subsidi bagi masyarakat tak mampu, pemerintah kota perlu koordinasi dengan pusat,” lanjutnya.
Dari sisi infrastruktur yakni sarana dan prasarana, dia mengakui, dalam masa kepemimpinan Risma-Whisnu cukup banyak menorehan kemajuan.
“Di atas kertas, untuk untuk ukuran keberhasilan fisik, dalam pembangunan yang sebelumnya dijalankan Risma–Whisnu, secara fisik lebih tertata, hijau dan teratur,” katanya.
Hanya, dia menyarankan, untuk aplikasi program pembangunan ke depan, pemerintah kota perlu menekankan pada skala prioritas, terutama untuk pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat.
Tentang pelaksanaan debat cawali dan cawawali di gedung Gramedia, meski terdengar semarak, Kris Nugroho menilai, pasangan calon walikota dan wakil walikota masih terlihat kaku. Namun dia menganggap hal itu masih wajar, karena dua pasangan calon, yakni Rasiyo–Lucy dan Risma-Whisnu masih berhati- hati dalam menyampaikan pendapatnya.
“Mereka terlihat masih hati-hati, mungkin dalam dialog berikutnya sudah lebih interaktif,” pungkasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS