JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengaku miris melihat realitas, bahwa hampir seluruh kebutuhan pangan diperoleh dari impor. Menurut Jokowi, kebutuhan pangan yang diimpor itu, seperti beras, gula, kedelai, dan jagung.
“Apa lagi yang kita tidak impor saat ini? Padahal ada potensi swasembada sendiri. Kekuatan untuk mandiri itu ada,” kata Jokowi, di acara Musyawarah Pembangunan Nasional 2015-2019 di Hotel Bidakara, Kamis (18/12/2014).
Selama ini, ujar Jokowi, sering disampaikan negara kita gemah ripah loh jinawi, negara agraris, dan kaya sumber daya alam. Tapi faktanya, untuk mencukup kebutuhan pangan itu masih perlu impor.
Indonesia, sebut Jokowi, sebenarnya mempunyai peluang sejak dulu untuk mencapai kedaulatan pangan. Tapi selama ini tidak ada kebijakan publik yang baik dan tepat.
Terkait hal itu, dia sudah menginstruksikan Menteri Pertanian dalam tiga tahun ke depan untuk mencapai swasembada pangan. “Paling tidak, beras jangan ada impor lagi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan temuannya setelah berkeliling blusukan ke daerah. Ada beberapa perubahan rencana pembangunan terkait upaya menggenjot target kedaulatan pangan selama lima tahun ke depan. Salah satunya memperbaiki infrastruktur pertanian.
Semula, pemerintahan akan membangun 30 waduk. Setelah blusukan ternyata dibutuhkan lagi pembangunan 19 waduk, sehingga pemerintah akan membangun 49 waduk dalam lima tahun ke depan.
Selain waduk, pemerintah juga akan membangun irigasi dengan total 1 juta hektare pada tahun depan. Dengan pembangunan tersebut, Jokowi yakin target swasembada dalam lima tahun ke depan bisa tercapai.
“Saya minta bupati, wali kota, dan gubernur ikut mengawal karena pekerjaan ini besar. Jadi di lapangan harus diawasi,” katanya. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS