Sabtu
07 Desember 2024 | 2 : 18

Napak Tilas Kenang Agresi Militer Belanda di Magetan

pdip jatim - gerak jalan napak tilas magetan

pdip jatim - gerak jalan napak tilas magetanMAGETAN – Bupati Drs H Sumantri MM memberangkatkan gerak jalan napak tilas di Desa Ngunut, Magetan, Rabu (8/10/2014). Gerak jalan itu untuk mengenang peristiwa sejarah perpindahan pusat pemerintahan kabupaten dari Magetan ke Kecamatan Parang akibat agresi militer Belanda 1948.

Dari Desa Ngunut, Kecamatan Parang, peserta menempuh perjalanan sejauh 15 km hingga pendopo Kabupaten Magetan. “Kegiatan napak tilas Ngunut-Parang-Magetan ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Masyarakat dapat berpartisipasi sebagai wujud nyata mengenang peristiwa bersejarah sembari berolah raga,” kata Sumantri, di sela acara pemberangkatan.

Sebagai generasi penerus, kata Sumantri, tentu tidaklah cukup hanya berpartisipasi dalam kegiatan napak tilas. “Perjuangan kita belum berakhir. Saat ini kita masih harus berjuang mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Magetan yang adil, mandiri dan bermartabat,” ujar bupati dari PDI Perjuangan itu.

Kegiatan tahunan terkait rangkaian peringatan Hari Jadi ke-339 Kabupaten Magetan yang jatuh 12 Oktober mendatang ini diikuti ribuan peserta berasal dari berbagai unsur. Seperti pemerintahan, TNI, Polri, siswa-siswi sekolah, instansi swasta maupun masyarakat umum dan terbagi menjadi kategori kelompok/perorangan.

Prosesi pemberangkatan dihadiri pimpinan DPRD, Kajari Magetan, Ketua Pengadilan Agama, Plt. Sekdakab Magetan, Kepala SKPD beserta camat. Kriteria penilaian didasarkan pada ketepatan waktu, kerapian serta ketertiban barisan.

Seperti tertuang dalam catatan perjalanan sejarah Kabupaten Magetan, terjadi agresi militer II yang dilancarkan Belanda untuk menguasai kembali negara Indonesia. Imbas peristiwa tersebut juga terasa di Magetan.

Pada 19 Desember 1948, pasukan Belanda menyerbu dan menguasai Magetan, dan pusat kota berhasil dikuasai Belanda. Untuk menghindari kekosongan kekuasaan dan meneruskan perjuangan, Pemerintah Kabupaten Magetan kemudian mengambil langkah taktis dengan jalan memindahkan pusat pemerintahan ke Desa Ngunut, Kecamatan Parang.

Setelah tentara Belanda meninggalkan Magetan, tanggal 1 Januari 1950 pusat pemerintahan akhirnya dapat dikembalikan lagi ke kota Magetan. (sa)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Dua Legislator Banteng Jember Kawal Upaya Pemberdayaan Petani

JEMBER – Dua legislator banteng DPRD Jember, yakni Chandra Ary Fianto dan Wahyu Prayudi Nugroho mengawal upaya ...
SEMENTARA ITU...

PPDB Zonasi, Pemkot Surabaya Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat

SURABAYA – Soal zonasi yang masih menjadi polemik dunia pendidikan di berbagai wilayah, Walikota Eri Cahyadi ...
LEGISLATIF

Legislator DPRD Jombang Mulai Reses, Donny: Sosialisasikan APBD 2025

JOMBANG – DPRD Kabupaten Jombang mengadakan rapat paripurna internal pada Kamis (5/12/2034). Agenda rapat merupakan ...
LEGISLATIF

2025 Dapil 7 Jatim Menuju Bebas Blankspot, Novita: Kado Digitalisasi untuk Pelaku UMKM & Ekraf

JAKARTA – Langkah nyata menuju masa depan digital terus digulirkan di Dapil 7 Jawa Timur. Rencana pembangunan ...
KRONIK

Pasangan Lukman-Fauzan Unggul Telak dalam Rekapitulasi KPU Bangkalan

BANGKALAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bangkalan menyelesaikan rekapitulasi hasil penghitungan suara untuk ...
EKSEKUTIF

Tujuh Kali Berturut, Banyuwangi Dinobatkan sebagai Kabupaten Terinovatif Se-Indonesia

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi kembali dinobatkan sebagai Kabupaten Terinovatif se-Indonesia pada ajang ...