BANYUWANGI – Sekitar seribu orang diaspora atau perantauan diundang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk makan bersama dan bersilaturahim di Pendopo Shaba Swagata Blambangan Selasa (27/6/2017).
Acara yang sudah rutin digelar selama lima tahun ini menjadi tempat temu kangen ribuan warga Banyuwangi yang tinggal di berbagai belahan Indonesia dan dunia. Mereka semua bersilaturahim sekaligus bernostalgia di saat Lebaran di Bumi Blambangan.
Menurut Anas, momen berkumpulnya diaspora bisa menjadi tempat menggalang solidaritas membangun daerah dan bertukar informasi.
“Semua bisa membangun jejaring untuk bersama-sama mengembangkan daerah. Yang sudah sukses jadi pengusaha di Jakarta, misalnya, bisa bermitra dengan UMKM di Banyuwangi. Bukan semata-mata bisnis, tapi tergerak oleh cinta daerah,” ujarnya.
Dalam acara itu disediakan beragam kuliner lokal secara gratis. Berbagai makanan khas Banyuwangi disajikan, mulai pecel pitik, rujak soto, nasi cawuk, lontong sayur, hingga sayur kelor sambal sereh.
Sejumlah atraksi seni-budaya setempat juga akan ditampilkan. Anas mengatakan, sengaja menyajikan kuliner dan menampilkan kesenian Banyuwangi untuk mengobati rasa rindu para perantau asal kabupaten itu.
“Semoga ini bisa mengobati kerinduan para perantau yang kembali mudik di Banyuwangi. Diaspora ini bukan hanya warga yang lahir di Banyuwangi, tapi mereka yang tinggal di berbagai daerah tapi cinta Banyuwangi,” ucapnya.
Acara tersebut juga dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya yang lahir di Banyuwangi pada 2 April 1961 silam.
“Saya lahir dan menghabiskan masa kecil saya sampai SMA di Banyuwangi. Keluarga dan kerabat saya juga masih banyak di Banyuwangi. Jadi ini saya pulang kampung,” kata Arief Yahya.
Diaspora yang datang pada acara tersebut bukan hanya mereka yang tinggal di Indonesia. Sebagian dari mereka tinggal di luar negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia, serta beberapa negara lainnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS