MOJOKERTO – Anggota Komisi IV dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Mindo Sianipar bakal mengembangkan Agro Edukasi Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto sebagai model usaha budidaya pertanian, peternakan, dan perikanan, yang lebih efisien dan lebih menguntungkan masyarakat.
Tidak harus dalam skala besar seperti Agro Edukasi MSP yang lokasinya bersebelahan dengan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Karangdiyeng, namun bisa dalam skala kecil seperti dekat lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) sampah di pemukiman warga atau pasar.
“Yang kami lakukan di sini, itu target akhirnya sebuah model. Model pengembangan sampah, model menyelesaikan masalah sampah, yang di dalamnya ada geliat ekonomi kerakyatan,” kata Direktur Laboratorium Ekonomi Gotong Royong dan Sekolah Lapang Pertanian Terpadu Cariu Bogor, Ir Mangontang Simanjutak.
Baca: Mindo Sianipar Tebar 48 Ribu Benih Ikan Lele di Agro Edukasi Karangdiyeng
Hal itu dia sampaikan di sela acara Tebar Benih Ikan Lele Perdana dengan sistem bioflok, di lokasi Agro Edukasi MSP di Karangdiyeng yang pembangunannya diinisiasi Mindo Sianipar, Jumat (15/10/2021).
Di acara ini, Mangontang mewakil Mindo yang pada saat bersamaan ada acara di Kabupaten Nganjuk.
“Ke depan akan dikembangkan, seperti di sekitar tempat pembuangan sementara dekat pasar atau dekat pemukiman warga, yang nantinya dikelola seperti ini oleh kelompok-kelompok masyarakat setempat,” bebernya.
Upaya ini, sebutnya, selain mengatasi problem persampahan, juga jadi usaha yang menguntungkan masyarakat, dengan membuka usaha baru, seperti beternak, budidaya ikan, tanaman pangan.
Sebab, sampah yang dibuang masyarakat itu, bisa diolah yang hasilnya bisa jadi pakan ternak, pupuk organik, paving, dan lainnya.
Baca juga: Pastikan Sesuai Progres, Nugroho Cek Pembangunan Agro Edukasi MSP
Sampah di Indonesia ini, sebutnya, rata-rata organiknya 60 persen. Seperti di TPA Karangdiyeng ini, pihaknya sudah menghitung ada 30 truk setiap hari yang membuang sampah.
Dari 30 truk itu, beber Mangontang, sampah organiknya bisa 15 ton per hari. Kalau sampah organik tersebut jadi makanan maggot atau larva lalat Black Soldier Flay (BSF), maka akan diperolah protein 1,5 ton per hari.
“Itu potensi yang sangat besar, dan mampu mencukupi kebutuhan pakan di Agro Edukasi MSP ini sampai 50 persen. Itu artinya akan terjadi pengurangan biaya pakan,” terang Mangontang.
Sementara itu, Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Toha Tusihadi mengungkapkan, pihaknya di tahun 2021 sedang mengembangkan budidaya lele sistem bioflok, seperti di Karangdiyeng ini, sebanyak 24 paket.
“Program bioflok kami di 2021, kami buat lokasi-lokasi sebagai sentra percontohan kegiatan budidaya lele sistem bioflog sebanyak 24 paket. Salah satunya di Mojokerto ini. Daerah lainnya, di Madiun, Nganjuk, Solo Raya, Magelang, Temanggung, Purbalingga dan Banjarnegara,” beber Toha.
Menurutnya, di masing-masing tempat itu, jadi sarana edukasi bagi pembudidaya ikan di sekitarnya. “Jangan dilihat nilai bantuannya, yang terpenting itu transfer teknologinya,” lanjut Toha.
Transfer teknologi itu, dari sebelumnya secara konvensional menjadi bioflok, akan ada efisiensi biaya dan dari sisi produksi hasilnya meningkat.
“Budidaya ikan sistem bioflok sudah banyak yang berhasil dengan berbagai variasi teknologi yang ada. Prinsipnya untuk bioflok ini, bagaimana kita mengelola bakteri, mengurai kotoran-kotoran yang beracun bagi ikan, menjadi sumber pakan ikan. Jadi ada efisiensi pakan yang luar biasa besar,” terangnya.
Selain efisiensi pakan, juga efisiensi air. Sebab, mulai tebar benih sampai panen, air tidak perlu diganti.
“Karena kotoran ikan tidak sampai meracuni, malah jadi pakan ikan, karena diolah oleh bakteri yang ada di bioflok,” jelas Toha.
Sedang Direktur CV Adhiesta Nugraha, Priyantono, produsen pupuk organik dari Sleman Yogyakarta yang hadir di acara Tebar Benih Ikan Lele Perdana mengapresiasi upaya Mindo Sianipar membuka agro edukasi di Karangdiyeng.
Di Sleman, dia juga sudah mengelola tempat yang sama seperti di Agro Edukasi MSP. “Alhamdulillah, kami diundang Pak Mindo ke tempat ini. Kami pun merancang akan bekerja sama dengan Agro Edukasi MSP. Apa yang menjadi andalan di Sleman, akan kami tularkan ke sini, dan yang jadi andalan di sini akan kami lakukan di Sleman,” ujar Priyantono.
“Kami sudah melakukan pembibitan cacing sutra, sebagai pakan larva lele sampai umur 10 hari. Pembibitan cacing sutra yang kami kembangkan di Sleman, akan dikembangkan di sini,” pungkasnya.
Penebaran benih ikan perdana ini dihadiri anggota Komisi B yang juga Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim SW Nugroho, dan Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Nurul Istiqomah. Hadir juga para peternak ikan dari kelompok pembudidaya ikan lele. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS