MALANG – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan cawapres Jusuf Kalla meresmikan Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (17/6/2014).
Megawati diberi kehormatan meresmikan rumah sakit pendidikan itu, karena dinilai merepresentasikan perempuan Indonesia yang memiliki keistimewaan. Salah satunya, karakter kenegarawanan dalam diri Megawati.
“Kalau Rumah Sakit UMM ini boleh memilih kelamin, maka ia adalah perempuan. Maka sudah selayaknya yang meresmikan juga seorang perempuan yang istimewa. Ibu Megawati kami anggap mewakili kriteria perempuan istimewa itu. Prestasinya dalam kebangsaan belum ada yang menandingi, dia lah sosok perempuan negarawati itu,” ungkap Rektor UMM Muhadjir Effendy.
Kedua, lanjut Muhadjir, dalam diri Mega mengalir darah Muhammadiyah. Seperti diketahui, ayah Mega, Bung Karno, adalah kader generasi awal Muhammadiyah.
Soekarno muda mengenal Muhammadiyah ketika bersekolah di Surabaya dan kerap aktif mengikuti ceramah-ceramah pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Ketika diasingkan ke Bengkulu, Soekarno menyibukkan diri dengan mengajar di sekolah Muhammadiyah.
“Bahkan beliau menjadi ketua majelis pendidikan Muhammadiyah Bengkulu dan akhirnya menyunting putri tokoh Muhammadiyah Bengkulu, yaitu Ibu Fatmawati yang tak lain ibunda ibu Megawati sendiri,” terang Muhadjir.
Peresmian RS UMM ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Megawati didampingi Muhadjir Effendy dan Ketua Badan Pembina UMM Malik Fadjar. Dalam kesempatan ini, Mega juga memberikan bantuan 5 armada mobil jenazah untuk RS UMM.
Pembangunan Rumah Sakit UMM sendiri telah dimulai sejak 22 Juli 2009. Dan mulai 17 Augustus 2013 lalu telah dibuka terbatas.
Rumah sakit ini menempati area seluas 9 hektar. Dengan arsitektur Tiongkok yang menjadi identitasnya, RS UMM menawarkan konsep rumah sakit yang mengintegrasikan pengobatan barat dengan pengobatan tradisional timur.
“Kami bangun botanical garden yang berisi tanaman organik. Selain itu, kami kembangkan metode pengobatan berbasis pengobatan tradisional sebagai pelengkap. Ini sesuai dengan moto kami, ‘Dari Muhammadiyah untuk Bangsa’,” pungkasnya. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS