JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri diyakini punya intuisi kuat dalam memilih calon gubernur yang akan diusung PDIP dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Segala rayuan, desakan dan hasil survei tidak akan berpengaruh terhadap keputusan akhir Megawati.
“Dulu, saat Pilgub DKI 2012, siapa yang menyangka Mega akan memilih Jokowi? Tapi lihat hasilnya. Begitu pula dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini,” kata pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing kepada wartawan RMOL, kemarin.
Emrus menilai, Presiden ke-5 RI tersebut memiliki banyak pertimbangan dalam memutuskan. Survei ataupun opini publik hanya jadi bagian kecil dalam pertimbangan itu. Apalagi survei sering kali berupa pesanan sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik.
“Pengalaman politik Mega membuatnya matang dan tajam dalam mengambil keputusan politik. Intrik politik semacam survei tidak akan mengena. Mega tahu apa yang terbaik buat kepentingan warga Jakarta,” tegasnya.
Mega, sambung Emrus, sangat menyadari bahwa popularitas dan elektabilitas survei bukan hasil akhir. Untuk memenangkan calon gubernur perlu mesin politik tangguh.
Saat ini, mesin politik PDIP yang tercanggih sehingga peluang untuk memenangkan pertarungan sangat besar.
Terkait mesin politik, politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menjamin mesin politik PDIP akan bekerja maksimal saat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memutuskan bakal calon yang akan diusung.
“Tak ada kata terlambat. Walau belum ada calon definitif tapi partai sudah siap,” tandas Masinton, Senin.
Menurutnya mesin PDIP selalu bergerak baik di tingkat DPP hingga ranting. Tak hanya itu, sambung Masinton, pihaknya juga melakukan konsolidasi dengan komunitas lainnya.
Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan, menyebutkan, PDI Perjuangan akan memberikan kejutan terkait calon yang akan diusung dalam pilkada mendatang.
Yang jelas, kata Arteria, PDIP akan selalu mendengarkan aspirasi rakyat Jakarta dalam mengusung calon.
Soal isu pencalonan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di Pilkada DKI, menurut Arteria, Risma memiliki peluang sama dengan kandidat lain.
“Semua kandidat yang tersaring sama potensialnya. Kami hanya butuh kecermatan dan kehati-hatian dalam memutusnya melihat kondisi kekinian yang ada,” ujar Dahlan.
Di sisi lain, anggota Komisi II DPR itu mengatakan, calon yang diusung PDI Perjuangan harus merepresentasikan PDI Perjuangan selaku “partai wong cilik” dan partai ideologis. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS