JAKARTA – Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Megawati Soekarnoputri menyatakan tidak terima soal adanya tuduhan bahwa Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin diktator.
Megawati minta orang yang menuduh itu untuk membuktikan omongannya. “Kalau Pak Jokowi dibilang sebagai diktator, orang yang ngomong itu, hayoo sanggup membuktikan kediktatorannya Pak Jokowi atau enggak?” ujar Megawati.
Ungkapan itu disampaikan Megawati di depan 503 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang sedang mengikuti peluncuran program Penguatan Pendidikan Pancasila yang digelar UKP-PIP di halaman Istana Presiden, Bogor, Sabtu (12/8/2017).
Acara ini berlangsung sejak Jumat (11/8/2017) dan akan berakhir Minggu (13/8/2017) besok. Para mahasiswa diberikan pemahaman tentang penghayatan nilai Pancasila oleh sejumlah pemateri.
Megawati juga menantang orang yang menuduh Jokowi sebagai pemimpin diktator untuk menemui Jokowi langsung. Megawati ingin mengecek apakah orang tersebut berani atau tidak mengatakan tuduhannya langsung di depan Jokowi.
Di era teknologi informasi seperti sekarang, lanjut Presiden ke-5 RI ini, orang sering melakukan bullying terhadap orang lain lewat media sosial. Tidak berani berhadapan langsung.
Bahkan, ada netizen yang sengaja menggunakan akun media sosial palsu hanya untuk menjelek-jelekkan orang tertentu.
“Kalau sekarang kan mem-bully orang beraninya lewat medsos. Itu bukan jiwa Pancasila lho. Kadang-kadang juga menggunakan alamat palsu, aduh saya bilang. Bener-bener deh, pengecut,” ucap perempuan yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan ini.
Pada kesempatan itu, Megawati memperagakan “salam Pancasila” yang diajarkan proklamator Ir Soekarno. “Salam Pancasila yang sebenarnya, begini,” ujar Megawati sambil memperagakan gerakan.
Tangan kanan Mega serupa posisi hormat. Namun, ujung jari tidak menempel di dahi, melainkan berjarak sejengkal dari dahi bagian kanan. Gerakannya pun mesti sedikit menghentak.
Megawati kemudian berteriak, “Salam Pancasila”. Serentak, para mahasiswa melakukan persis yang diperagakan Megawati. “Salam Pancasila”, seru mereka kompak.
Presiden Joko Widodo yang juga hadir dan memberikan pidato usai Megawati juga memperagakan hal yang sama.
Menurut Megawati, sebenarnya ada dokumen otentik yang menunjukkan salam tersebut diciptakan Bung Karno.
“Beliau (Bung Karno) berkeinginan setiap warga negara secara fisik itu memberikan salam hormatnya satu sama lain dengan cara salam Pancasila itu,” ujar Megawati. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS