SURABAYA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ingin nilai-nilai pemikiran Bung Karno menjadi kurikulum pendidikan.
“Itu sangat wajar jika pemikiran itu dapat diajarkan menjadi kurikulum agar rakyat bisa mengetahui pemikiran presiden pertamanya Indonesia, bapak bangsa,” ujarnya saat pidato HUT ke-52 PDI Perjuangan secara daring di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Bukan tanpa alasan. Menurutnya hal itu sangat penting untuk memperbaiki kondisi negara yang saat ini tidak baik-baik saja.
Baca juga: HUT ke-52 Partai, PDI Perjuangan Jatim Bagikan Sembako untuk Warga Sekitar
Banyaknya ketidakadilan menjadi bukti Indonesia kehilangan pijakan dan seluruh idealisme bangsa. Banyak yang terjebak zona nyaman.
Banyak pula anak bangsa yang mulai kehilangan nilai-nilai dan makna pancasila. Etika dan sopan santun mulai pudar.
“Hari ini saya tegaskan kita sepertinya menjadi bangsa yang mengambang, mudah terombang ambing sebab sudah kehilangan pijakan dan seluruh idealisme tentang bangsa dan negara. Spirit dan dedikasi sudah tergerus terkena zona nyaman,” tuturnya.
Untuk itu, sebut Megawati, sekarang saatnya Indonesia kembali ke pedoman kenegaraan yang sesungguhnya.
Gagasan presiden pertama Indonesia lewat dedication of life-nya, gagasan Trisakti, Sarinah, dan pemikirian lainnya terbukti visioner dan menjadi pijakan negara. Berhasil membentuk Indonesia hingga sekarang.
Pencabutan TAP MPR nomor 33 tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Negara dari Presiden Soekarno oleh MPR menjadi tanda bahwa sejarah harus diluruskan.
Anak-anak bangsa, lanjutnya, harus diajarkan sejarah yang benar, bukan hasil manipulasi orde baru.
“Anak muda harus ada sopan santun dan etika. Ini untuk rakyat bangsa, pemikiran bung karno sangat relevan untuk dijadikan lentera tata negara,” jelas Megawati.
“Anak indonesia itu pintar-pintar cuma tidak diberi kemerdekaan penuh untuk memikirkan dan melakukan hal yang diinginkan, karena kita masih dibelenggu keinginan berkuasa,” imbuh Presiden ke-5 RI tersebut.
Seluruhnya, lanjut Mega, demi terwujud bangsa yang kuat. Berpegang pada pedoman yang benar dan terwujud semboyan Indonesia Raya yang sebenar-benarnya.
“Yang saya inginkan itu bukan feodal ala-ala, harus ada sopan santun jangan petantang-petenteng. Pembelajaran jalan Bung Karno itu menurut saya perlu. Bung Karno itu seluruh dedication of life-nya untuk bangsa dan negara,” pungkasnya. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS