PADANG – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menilai perlu ada lembaga riset khusus di Indonesia, terutama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut dia, tidak ada satu negara pun yang dapat menjadi negara maju jika tidak berfokus pada riset ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebijakan pembangunan.
“Saya sangat memimpikan Indonesia memiliki lembaga research nasional. Ini pernah dibuat oleh Bung Karno tapi saya sendiri tidak tahu,” ujar Megawati di Universitas Negeri Padang, Rabu (27/9/2017).
Megawati menambahkan, pembangunan negara sebagai wujud dari demokrasi politik dan ekonomi wajib berbasis pada riset dan kajian ilmiah. Ia menyayangkan alokasi anggaran untuk riset masih rendah.
“Saya bilang ke Pak Dikti, Pak Nasir (Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir), saya panasi. ‘Pak, nanti kalau ada RAPBN untuk research tuh minta 5 persen’. ‘Lho kok banyak banget, Bu?’. Lho kok saya ajari banyak, kok banyak amat. Itu kan namanya call tinggi, siapa tau bisa 2 persen,” kata Megawati menirukan percakapan dengan Nasir.
Megawati memahami bahwa riset membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, menurut dia, jika hasil risetnya bisa digunakan untuk banyak bidang maka keuntungannya akan berlipat ganda.
Ia kemudian menyinggung soal pembicaraan yang sempat ramai mengenai beredarnya obat PCC di masyarakat. Menurut Megawati, kejadian yang menimpa sejumlah anak hingga mereka dilarikan ke rumah sakit itu bisa dihindari jika sebelumnya ada riset yang mumpuni.
“Padahal kalau ada uangnya, kita research herbs-nya, tanamannya,” kata Megawati. (kompas)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS