SURABAYA – Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana mengusulkan kuota untuk warga lanjut usia (lansia) penerima jatah permakanan ditambah. Sebab, saat ini masih 25 persen lansia di Surabaya yang mendapatkan bantuan makanan dari pemkot.
Menurut Agustin, sesuai data yang dia pegang, total lansia tidak mampu di Surabaya ada sebanyak 65.000. “Namun saat ini yang dapat jatah makanan hanya 15.040 atau sekitar 25 persennya saja,” katanya, kemarin.
Dia menyebutkan, warga tidak mampu yang dapat bantuan makanan di Surabaya ada tiga golongan. Yakni lansia, penyandang catat, dan anak yatim.
Penyandang catat yang menerima jatah permakanan ada sebanyak 4.806 orang. Sedangkan anak yatim yang dapat bantuan permakanan ada sebanyak 6.000 orang.
Legislator dari PDI Perjuangan yang akrab disapa Titin ini menyebutkan, lansia yang didata 65.000 itu adalah lansia yang tidak punya sanak saudara dan kurang mendapat perhatian keluarganya.
“Sebaiknya mereka segera disentuh program permakanan,” ucap perempuan yang sudah empat periode menjadi anggota dewan ini.
Alokasi anggaran untuk program permakanan di Surabaya tahun 2017 ini mencapai Rp 120 miliar. Jika memang butuh tambahan, ujarnya, bisa diajukan di perubahan anggaran keuangan.
Sebab, tambah dia, untuk memberikan program permakanan ini sudah ada dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No 19 Tahun 2016.
Tidak hanya menyoroti tentang jumlah warga sasaran penerima manfaat, Titin juga menyoroti soal harga satuan untuk program permakanan.
Warga lansia, anak yatim dan penyandang catat itu setiap hari dapat makan sehari sekali. Harga per porsinya Rp 11.000 dengan menu lengkap berupa nasi, lauk, sayur, buah dan air mineral.
“Nilai Rp 11.000 itu belum naik sejak 2015,” ujarnya. Padahal, tambah dia, saat ini harga sembako sudah banyak yang naik sehingga dimungkinkan ada pengurangan porsi atau kualitas permakanan yang sampai ke penerima manfaat.
Oleh sebab itu pihaknya berharap tahun depan kualitas dan kuantitas program permakanan bisa diperbaiki oleh Pemkot Surabaya. Hal ini untuk memperbaiki kualitas hidup warga lansia, anak yatim dan penyandang catat.
Sementara itu Kepala Bidang Keagamaan dan Perlindungan Sosial Dinas Sosial Kota Surabaya Januar Rizal mengatakan total saat ini penerima manfaat permakanan sudah cukup besar meski belum mencapai keseluruhan.
“Totalnya saat ini sudah 24 ribu. Itu terdiri dari anak yatim, orang yang cacat dan lanjut usia,” katanya.
Dalam menambah sasaran penerima manfaat pemkot selalu bekerja sama dengan kelurahan RT RW untuk melakukan pendataan. Sehingga jika ada yang belum tersentuh program bisa diusulkan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS