Legislator Surabaya Pesimistis Revitalisasi Pasar Tunjungan Tahun Ini

Loading

Surabaya - BaktionoSURABAYA – Pansus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Tri Rismaharini tahun anggaran 2014 mengundang jajaran direksi sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Surabaya, Senin (20/4/2015). Pansus beranggotakan anggota Komisi B DPRD Surabaya itu di antaranya menyoroti kinerja BMUD yang dinilai lemah lantaran masih ada program tidak terealisasi.

Seperti PD Pasar Surya, anggota pansus menyoal perusahaan daerah tersebut yang gagal dalam melakukan revitalisasi Pasar Tunjungan. Sebab, sampai sekarang proyek pembangunan Pasar Tunjungan yang sudah dianggarkan dalam APBD 2014 belum ada progresnya.

Anggota Pansus LKPj Baktiono menyatakan pesimistis dengan realisasi Pasar Tunjungan. Apalagi, kata politisi PDI Perjuangan tersebut, sisa waktu masa bakti Wali Kota Tri Rismaharini yang kurang dari enam bulan, sangat tidak memungkinkan untuk merealisasikan proyek tersebut.

Dia menyayangkan sikap pemkot yang menolak adanya investor untuk merevitalisasi Pasar Tunjuangan. “Padahal dengan adanya potensi industri, seharusnya Surabaya bisa mewujudkan Pasar Tunjungan dengan nol rupiah,” kata Baktiono.

Selain itu, tambahnya, PD Pasar juga nantinya harus mempertimbangkan fungsi Pasar Tunjungan. Pihaknya berharap, dengan lokasi di tengah kota, desain Pasar Tunjungan hanya untuk pasar rakyat. Menurutnya, Pasar Tunjungan seyogianya didesain sebagai pasar modern yang bisa menyatu dengan pasar rakyat.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Dirut PD Pasar Surya Bambang Parikesit mengakui, dari seluruh program rencana PD Pasar Surya yang masih belum terealisasi adalah revitalisasi Pasar Tunjungan. Dia menyatakan, anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk detail engineering designer (DED) sebenarnya sudah ada di tahun 2014, namun oleh pemkot belum diberikan kepada PD Pasar.

“Memang tahun lalu belum berhasil direalissasikan lantaran ada miss komunikasi dengan pemkot tentang anggaran DED. Ada salah satu poin anggaran yang menurut pemkot tidak realistis sehingga mengurungkan pencairan dana,” ungkap Bambang kepada wartawan.

Anggaran Rp 10 miliar itu, jelasnya, untuk manajemen konsultan pembangunan Pasar Tunjungan. Pemkot menilai anggaran sebesar itu tidak realistis, sebab tidak mungkin dalam DED proyek sudah membutuhkan manajemen konsultan.

Padahal menurut Bambang, manajemen konsultan ini sangat penting dalam pelaksanaan sebuah proyek. Meski baru akan dimulai tahap pembangunan proyek, untuk manajemen konsultan harus tetap dianggarkan.

Untuk 2015, angggaran revitalisasi kembali akan ditambah, dan progresnya akan dilakukan secara multiyears. Sebagai pengelola program tersebut PD Pasar Surya baru akan melakukan pelaksanaan jika sudah ada lampu hijau dari wali kota.

Sesuai rencana, Pasar Tunjungan akan dibangun enam lantai dengan peruntukan stan penjualan UKM, dan juga perkantoran. Total nilai proyek ini adalah Rp 120 miliar yang diambil murni dari APBD. (pri)