JAKARTA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Hendrawan Supratikno menganggap langkah Presiden Joko Widodo menurunkan target ekonomi 5,5 persen pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2016, adalah hal yang realistis
“Kalau membaca dokumen dan pidato presiden kemarin maka pemerintah lebih realistis dengan menurunkan target pertumbunan ekonomi 5,5 persen,” kata Hendrawan saat diskusi bertajuk “Catatan RAPBN 2016” di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/8/2015).
Kendati demikian ia tak menampik bahwa angka 5,5 persen itu masih bisa diperdebatkan. Menurut dia, ketika berdiskusi soal asumsi makro di Komisi XI, banyak yang masih meragukan apakah 5,5 persen itu tidak terlalu tinggi. Ini mengingat pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi 4,71 dan kuartal kedua 4,67 persen.
Namun, pihaknya bersama Kementerian Keuangan yakin pada 2016 kondisi ekonomi membaik, seperti yang diprediksi oleh IMF bahwa pertumbuhan ekonomi global 3,8 persen.
“Secara umum kami menilai RAPBN lebih realistis. Pemerintah menekankan agar pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas,” kata Hendrawan, yang juga menjabat Ketua Bidang Perekonomian DPP PDI Perjuangan.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi berkualitas itu untuk menciptakan kesempatan kerja lebih besar, mengurangi angka kemiskinan dan tidak menciptakan ketimpangan yang lebih parah.
Seperti diketahui, dalam RAPBN 2016 yang disampaikan presiden di MPR/DPR, Jumat (14/8), pertumbuhan ekonomi 2016 ditargetkan 5,5 persen. Sedangkan inflasi 4,7 persen.
Kemudian nilai tukar rupiah Rp 13.400, pendapatan negara Rp 1.848,1 triliun. Sedangkan subdisi Rp 201,4 triliun yang terbagi atas subsidi energi Rp 121 triliun dan non energi Rp 80,4 triliun. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS