Senin
17 November 2025 | 4 : 54

Legislator PDIP Ingin Ada Keterwakilan Perempuan di BPK

pdip-jatim-eva-sundari-blitar1

JAKARTA – Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pada 6 April depan. Terkait ini, Komisi XI menerima masukan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat.

Menurut anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari, masukan terkait uji kelayakan anggota BPK ini bisa disampaikan secara langsung ke anggota atau sekretariat Komisi XI DPR.

“Selain itu, bisa lewat opini publik. Misal, di media (massa) maupun medsos (media sosial) kok,” kata Eva, Minggu (2/4/2017).

Uji kelayakan dan kepatutan calon anggota BPK itu dilakukan mengingat masa tugas dua anggota BPK saat ini akan segera berakhir. Yakni Wakil Ketua merangkap anggota BPK Sapto Amal Damandari, serta anggota I BPK Agung Firman Sampurna.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini berharap BPK dihuni orang-orang berintegritas dan memiliki kapabilitas. Selain itu, calon yang nantinya harus terpilih adalah yang bebas dari kepentingan kelompok tertentu dan tidak memiliki masalah hukum, terutama korupsi.

“Masalah korupsi masih akut di Indonesia. Jadi, perlu komisioner-komisioner yang berintegritas dan ini dibuktikan di track record maupun di perspektif saat fit and proper test kelak,” ujar legislator dari daerah pemilihan (dapil) 6 Jawa Timur ini.

Artinya, sebut Eva, calon yang bermasalah hukum, apalagi korupsi tidak layak berada di BPK.

Dia berharap ada keterwakilan dari kaum hawa. Sebab, kata dia, dirinya merasa gagal memperjuangkan adanya pemimpin perempuan di Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI).

“Aku sebagai aktivis perempuan, ingin ‘pecah telor’, ada komisioner perempuan. Aku sudah gagal di BSBI, semoga goal di BPK dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” kata Eva.

Pemilihan anggota BPK ini selalu menjadi sorotan. Sebab para pegiat antikorupsi terus mengritisi proses pemilihan yang terlalu politis lantaran dilakukan di DPR tanpa melibatkan panitia seleksi.

Pegiat antikorupsi, imbuh Eva, juga menyoroti terpilihnya anggota BPK yang terafiliasi partai. Keberadaan mereka dinilai berpotensi melemahkan kerja institusi. (goek)

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Novita Hardini Dorong Generasi Muda Trenggalek Kuasai Teknologi dan Jadi Pencipta Lapangan Kerja Baru

TRENGGALEK — Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini, menegaskan pentingnya penguasaan teknologi digital bagi ...
LEGISLATIF

Elvita Vetty Sosialisasi Perda Trantibum, Sampaikan Trotoar Bukan untuk Tempat Usaha

GRESIK – Anggota DPRD Kabupaten Gresik Elvita Yuliati atau Vetty melakukan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) ...
LEGISLATIF

Waspada Banjir, Mahfud Husairi Minta Pemkot Pasuruan Perkuat Mitigasi

KOTA PASURUAN – Siaga banjir mesti dilakukan berbagai pihak menyusul tingginya intensitas hujan beberapa pekan ...
LEGISLATIF

Fraksi PDIP: RAPBD Jatim 2026 Harus Jadi Instrumen Politik untuk Keberpihakan kepada Rakyat Kecil

SURABAYA – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur menegaskan bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...
KRONIK

Daniel Rohi: Banteng Jatim U-17 Kian Solid, Konsistensi Jadi Modal Utama Menuju Bali

SURABAYA – Banteng Jatim FC U-17 terus menunjukkan perkembangan signifikan dalam rangkaian uji coba menjelang ...
LEGISLATIF

Agar Mampu Bertahan dan Bersaing di Era Digital, Puti Tegaskan Pentingnya Revitalisasi Kesenian Tradisi

SURABAYA — Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Puti Guntur Soekarno, menegaskan pentingnya revitalisasi kesenian ...