SURABAYA – Ketua DPRD Surabaya Ir Armuji menegaskan, untuk meningkatkan layanan masyarakat, puskesmas yang sarana-prasarana (sarpras)-nya tidak memadai, lebih baik dibongkar total ketimbang renovasi tambal sulam.
Sebab, kata Armuji, tidak saja cost-nya yang relatif sama, namun hasil bongkar total akan menjadikan gedung puskesmas menjadi lebih baik.
“Puskesmas yang sudah tidak layak, harus direvitalisasi. Jangan hanya direnovasi,” kata Armuji, kemarin.
Legislator yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini mengungkapkan, saat sekarang masih banyak puskesmas yang belum memenuhi standar pelayanan. Utamanya sarana prasarana yang belum memadai.
Puskesmas yang kondisinya tak memadai inilah yang dia nilai perlu direvitalisasi. Apalagi, lahan puskesmas di Surabaya relatif terbatas.
Oleh karena itu, seiring perkembangan zaman, revitalisasi gedung-gedung puskesmas sekarang bisa dibangun bertingkat demi untuk layanan pasien.
Dia mencontohkan Puskesmas Ngagel Rejo yang Senin (2/10/2017) lalu disidak terkait layanan kesehatan kepada para pasiennya. Menurut Armuji, Puskesmas Ngagel Rejo yang semula kumuh, kini menjadi bagus.
Standar layanan di puskesmas tersebut sekarang cukup memadai dan sarana prasarananya juga memenuhi standar.
“Yang membuat saya mengapresiasi khusus adalah inovasi layanan yang memanfaatkan IT. Ada aplikasi pendaftaran online tiga bahasa, bahasa Madura, Jawa, dan bahasa Indonesia,” jelas Armuji.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong seluruh puskesmas di Surabaya meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat dengan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi.
“Seperti Puskesmas Ngagel Rejo yang sudah mulai mengadopsi teknologi informasi dalam memberi layanan kepada semua pasien. Ini yang patut dicontoh puskesmas lain,” harapnya.
Dia mengaku terkesan dengan pemanfaatan layanan online untuk antrean pasien, yang diterapkan Puskesmas Ngagel Rejo.
Dalam layanan ini, setiap pasien yang datang akan di-entry datanya, sehingga masuk database. Kemudian mereka langsung menerima kartu antrean yang tertera dalam layar. Mereka akan dipanggil seperti saat antre di bank.
Layanan antrean untuk pasien ini telah memberi kenyamanan pada pasien. Mereka yang mendaftar awal, tidak akan belakangan dilayani karena tertera di layar dan terekam nomor antreannya.
Saat sidak, dia mengaku kaget melihat bagusnya layanan dan inovasi yang dilakukan Puskesmas Ngagelrejo. Padahal beberapa tahun lalu, puskesmas ini terkesan kumuh dan masyarakat enggan berobat.
Namun setelah direvitalisasi, puskesmas di tengah perkampungan ini sekarang menjadi jujugan warga Kelurahan Ngagel Rejo dan sekitarnya. Setiap hari rata-rata tercatat ada 200 kunjungan pasien. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS