KEDIRI – Para petani di Desa Kerep dan Desa Jati, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri kini tak perlu risau lagi apabila musim kemarau tiba. Para petani kini bisa memanfaatkan fasilitas pompa air submersible dan hasilnya dapat meningkatkan efisiensi biaya hingga 65%.
Biaya operasional pompa air menggunakan tenaga listrik untuk mengairi 1 hektar lahan hanya Rp 500 ribu per musim. Hal ini lebih murah daripada menggunakan mesin diesel berbahan bakar solar yang mencapai Rp 1,4 juta per musim, artinya lebih efisien 65%.
“Kini musim kemarau bukan lagi menjadi hambatan bagi petani di Desa Kerep, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri untuk berproduksi pertanian khususnya padi dan jagung. Fasilitas ini adalah sebagai solusi pengairan di masa kekeringan sesuai visi-misi Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana,” terang Ketua DPRD Kabupaten Kediri Dodi Purwanto, di Tarokan, Rabu (9/3/2022).
Menurutnya, pemakaian pompa submersible ini merupakan solusi baru melalui jalur pokok-pokok pikiran DPRD Kabupaten.
Fasilitas serupa juga dibangun di wilayah Kecamatan Grogol. Sedikitnya ada 8 titik yang sudah dibangun saat ini, di antaranya di Desa Wonoasri, Desa Cerme, Desa Datengan, Desa Gambyok, Desa Bakalan, Desa Grogol, Desa Sumberjo dan Desa Sonorejo.
“Kita alokasikan di tahun anggaran 2021 dan kita tambah di tahun 2022. Serta akan kita ajukan penambahan lagi untuk tahun 2023 guna melayani kekurangan air di area persawahan. Tanpa BBM pun air tetap mengalir di musim kering,” ujar pria yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri ini.
Dodi pun mengapresiasi upaya para petani dalam mengatasi persoalan kekeringan. Dia selalu berharap dan berdoa agar hasil pertanian mereka jadi lebih baik dan melimpah.
“Saya berharap penggunaan pompa air dalam mengatasi masalah pengairan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain,” tutupnya. (putera/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS