Sabtu
07 Desember 2024 | 10 : 33

Konsepsi Bung Karno Hal Parlemen, Badan Tempat Menggodok Kesejahteraan Sosial

74141127_Kompleks-Parlemen

HARI Parlemen Indonesia yang jatuh pada hari ini, Senin (16/10/2023) belum begitu populer seperti hari-hari besar nasional lainnya.

Parlemen secara khusus berarti badan legislatif. Badan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mengalokasikan anggaran atau budgeting, membuat regulasi perundangan dan melakukan fungsi pengawasan terhadap eksekutif.

Sebelum bangsa ini merdeka, Bung Karno mengemukakan gagasannya terkait legislatif dan bagaimana mereka mewakili kelompok atau golonganya menjalankan fungsinya.

“Saudara-saudara, badan permusyawaratan yang kita akan buat, hendaknya bukan badan permusyawaratan politieke democratie saja.”

“Tetapi badan yang bersama dengan masyarakat dapat mewujudkan dua prinsip: politieke rechtvaardigheid dan sociale rechtvaardigheid (keadilan sosial),” kata Bung Karno dalam pidatonya menjabarkan dasar-dasar negara Indonesia pada 1 Juni 1945.

Menurut Bung Karno, Parlemen harus terus bekerja keras menyuarakan kepentingan masyarakat. Khususnya bab kesejahteraan.

“Disinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang kita rasa perlu bagi perbaikan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara ‘semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu.”

“Saya yakin syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan perwakilan,” tandas Bung Karno.

Pasca-Proklamasi Kemerdekaan RI, tepatnya pada 29 Agustus 1945, Wakil Presiden Indonesia Mohammad Hatta bersama Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk badan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP).

Badan ini semula membantu tugas presiden dalam mewadahi aspirasi rakyat. Badan beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat.

Kemudian, Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat Nomor X pada 16 Oktober 1945 atas pertimbangan politik internasional agar Indonesia dapat diakui sebagai negara demokratis yang memiliki aparatur lengkap.

Maklumat tersebut mengubah tugas KNIP yang semula sebagai pembantu presiden, berubah menjadi setara dengan presiden, yakni menyusun Undang-Undang dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Atas dasar tersebut pula, sejarah memandang taggal tersebut sebagai hari lahir parlemen di Indonesia, sehingga setiap 16 Oktober kita peringati sebagai Hari Parlemen Indonesia. (ftr/hs)

Artikel ditulis oleh Fathir dalam program magang jurnalistik kehumasan di Unit Media DPD PDI Perjuangan Jatim.

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Setelah Surabaya Timur, Pemkot Siap Bangun Lagi 2 RSUD di Utara dan Selatan

SURABAYA – Progres pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Eka Candrarini di Surabaya Timur, tepatnya di Medokan ...
LEGISLATIF

Dua Legislator Banteng Jember Kawal Upaya Pemberdayaan Petani

JEMBER – Dua legislator banteng DPRD Jember, yakni Chandra Ary Fianto dan Wahyu Prayudi Nugroho mengawal upaya ...
SEMENTARA ITU...

PPDB Zonasi, Pemkot Surabaya Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat

SURABAYA – Soal zonasi yang masih menjadi polemik dunia pendidikan di berbagai wilayah, Walikota Eri Cahyadi ...
LEGISLATIF

Legislator DPRD Jombang Mulai Reses, Donny: Sosialisasikan APBD 2025

JOMBANG – DPRD Kabupaten Jombang mengadakan rapat paripurna internal pada Kamis (5/12/2034). Agenda rapat merupakan ...
LEGISLATIF

2025 Dapil 7 Jatim Menuju Bebas Blankspot, Novita: Kado Digitalisasi untuk Pelaku UMKM & Ekraf

JAKARTA – Langkah nyata menuju masa depan digital terus digulirkan di Dapil 7 Jawa Timur. Rencana pembangunan ...
KRONIK

Pasangan Lukman-Fauzan Unggul Telak dalam Rekapitulasi KPU Bangkalan

BANGKALAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bangkalan menyelesaikan rekapitulasi hasil penghitungan suara untuk ...