Jumat
04 Oktober 2024 | 8 : 20

Komunitas di Surabaya Bisa Jadi Potensi Destinasi Wisata

pdip-jatim-armuji-komunitas-burung

SURABAYA – Hampir setiap akhir pekan, banyak komunitas berkumpul di Kota Surabaya. Mereka tak hanya dari Surabaya, tetapi juga datang dari luar kota, bahkan luar provinsi.

Satu di antara bermacam komunitas itu, yakni Surabaya Parrot Love (SPL), sempat ditemui Ketua DPRD Surabaya Armuji pada pertengahan bulan lalu.

Politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Cak Ji ini membaur bersama para pecinta burung Macau tersebut, di kawasan Keputih, Surabaya Timur.

Armuji menyebutkan, banyaknya komunitas di kota ini seharusnya menjadi potensi destinasi wisata baru di Kota Pahlawan. “Ini potensi untuk pengembangan wisata di Surabaya,” katanya.

Komunitas burung impor ini tidak hanya ingin menikmati Kota Surabaya. Mereka juga butuh tempat yang membuat mereka nyaman dan terkesan. Bahkan aktivitas mereka juga menarik perhatian orang.

Menurut Armuji, aktivitas unik komunitas ini bisa menjadi destinasi wisata yang luar biasa. Apalagi mereka terorganisasi dan memiliki banyak anggota.

Seharusnya, Dinas Pariwisata Kota Surabaya lebih jeli menangkap potensi mendatangkan wisatawan lebih banyak di kota ini.

“Bayangkan jika ratusan atau ribuan anggota mereka dari seluruh Indonesia mendapat tempat mengesankan di sini, tentu gaungnya akan menyebar ke seluruh dunia,” ujar legislator yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini.

Komunitas burung yang tampil di lapangan Keputih itu kebanyakan adalah pemilik burung impor dari Brasil. Burung paruh bengkok jenis macau dari Brasil banyak diminati.

Harga burung jenis itu memang fantastis. Ada yang mencapai Rp 400 juta. Minat masyarakat terhadap burung dengan warna cerah itu pun tinggi. Burung ini juga bisa dilatih untuk patuh kepada pemilik ketika dipanggil saat terbang.

“Jadi, perlu ada tempat yang representatif di Surabaya yang memungkinkan diadakannya lomba dan latihan bagi komunitas ini. Ini sekaligus untuk menyentuh wisata dari sisi potensi komunitas,” katanya.

Pria yang juga pecinta burung ini menambahkan, lomba atau kontes burung macau memang membutuhkan uang cukup banyak. Sebab, peserta dari luar daerah harus mengeluarkan biaya untuk penginapan dan biaya pendaftaran.

Belum lagi kalau akomodasi menggunakan pesawat, burung-burung itu harus melewati karantina, yang tentunya perlu biaya ekstra. Perlombaan menerbangkan burung berwarna cerah itu juga bisa menarik perhatian banyak penggemar. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

KRONIK

Jaringan Kiai Kampung Banyuwangi Siap Gotong Royong Menangkan Ipuk-Muji

BANYUWANGI – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani-Mujiono (Ipuk-Muji), terus ...
KRONIK

Ratusan Anak Muda Malang Curcol ke Mak Risma di Kayutangan Heritage

MALANG – Ratusan anak muda tampak antusias dengan kedatangan sosok calon Gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini ke ...
KABAR CABANG

Ibu-ibu Pesenam Sicita dari 3  Kecamatan Ini Dukung Mas Teguh – Mbak Farida

BOJONEGORO – Ibu-ibu dari komunitas Senam Indonesia Cinta Tanah Air (Sicita) menyatakan siap bergerak untuk ...
KRONIK

Risma Komitmen Sejahterakan Buruh Pabrik Rokok

MALANG – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3 Tri Rismaharini memberikan perhatian penuh terhadap kesejahteraan ...
KABAR CABANG

Banteng Surabaya Sambut Positif Respon Masyarakat Pada Paslon Eri-Armuji dan Risma-Gus Hans

SURABAYA – Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Khusnul Khotimah menyambut positif respon masyarakat ...
PEMILU

Kampanye di Probolinggo, Gus Hans Kunjungi Ponpes, Nelayan dan Pelantikan PRBIJ

KABUPATEN PROBOLINGGO – Momen kampanye dijadikan calon wakil gubernur Jawa Timur KH Zahrul Azhar Asumta atau yang ...