JAKARTA – PDI Perjuangan minta kadernya yang jadi kepala daerah agar selalu mengutamakan kesehatan dan gizi ibu-ibu hamil dalam setiap program pembangunannya.
Hal itu disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam acara Hari Ibu di kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (22/12/2017).
“Dengan kebijakan nyata seluruh kepala daerah dari PDI Perjuangan diminta untuk mengambil kebijakan meyelamatkan ibu- ibu hamil agar asupan gizinya, layanan kesehatannya, dan pelayanan bagi balita itu dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya,” kata Hasto.
Dia menyebutkan, peran seorang ibu tidak hanya sebatas membesarkan anak, tetapi juga memastikan generasi-generasi bangsa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Oleh karena itu, kata dia, penyelamatan ibu-ibu hamil serta anak merupakan bagian dari upaya menyelamatkan masa depan Indonesia. Hal ini, sebutnya, sudah menjadi bagian dari kebijakan PDI Perjuangan.
“Karena kita berbicara tentang ibu dan anak tentang masa depan Indonesia,” kata Hasto.
PDI Perjuangan tidak hanya memperingati 22 Desember yang jatuh hari ini sebagai Hari Ibu, melainkan juga hari perjuangan dan pergerakan kaum perempuan Indonesia.
Di era Bung Karno, Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928 menjadi saksi bagaimana perempuan Indonesia berjuang dan bergerak untuk memajukan bangsanya.
Menurut Hasto, beberapa hari menjelang kongres di Yogyakarta tersebut, Bung Karno menyampaikan pesan agar gerakan perempuan Indonesia tidak sekadar menjadikan persamaan hak sebagai tujuannya.
“Tetapi juga harus terlibat dalam perjuangan nasional,” ujarnya
Di Hari Ibu kali ini, PDI Perjuangan menggelar acara pelatihan atau kursus Pancasila dan Sarinah, sosok wanita yang dihormati Bung Karno.
Sarinah bukanlah ibu Soekarno, bukan istrinya, bukan pula negarawan andal. Dia adalah wanita desa pengasuh Soekarno saat Putra Sang Fajar itu masih kecil.
Sarinah sangat dekat dengan Soekarno kecil. Ia pula yang kerap menemani bermain, makan, hingga tidur. Bahkan perempuan desa itu pula yang kerap mengingatkan Bung Karno harus mencintai ibu, rakyat jelata, dan manusia umumnya.
Sebagai tanda terima kasih, Bung Karno memberikan judul buku kumpulan materi kursus peran wanita dalam perjuangan dengan judul “Sarinah, kewajiban wanita dalam perjuangan Republik Indonesia”.
Dalam buku Sarinah, kata Hasto, Bung Karno kembali menegaskan peran kaum perempuan dalam memajukan bangsa Indonesia.
“Dari kaum perempuanlah lahir peradaban umat manusia karena perempuanlah sumber dari peradaban itu sendiri,” ujar Hasto mengutip Bung Karno. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS