JAKARTA – Untuk memastikan kesiapan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji bagi calon jemaah haji Indonesia tahun 2018, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani didampingi Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, pada Sabtu (21/4/2018) dan Minggu (22/4/2018) melakukan peninjauan langsung ke beberapa fasilitas di Makkah dan Madinah.
Mengawali kunjungan kerjanya di Arab Saudi, Menko PMK meninjau pemondokan untuk calon jemaah haji Indonesia tahun 2018 di Madinah.
Menko PMK dan rombongan tiba di pemondokan Taiba Arac Suites disambut oleh General Manager Mahmoud Khalil. Hotel Taiba Arac Suites memiliki daya tampung mencapai 3.300 orang jemaah haji.
“Pemerintah terus berupaya melayani calon jemaah haji Indonesia dengan sebaik-baiknya. Saya melihat langsung pemondokan yang disiapkan di Madinah, fasilitasnya sangat bagus dan persis di depan Masjid Nabawi,” jelas Puan.
Seluruh hotel untuk jemaah haji Indonesia di Madinah pada tahun 2018 ini, menurut Puan, seluruhnya berada di daerah Markaziah yaitu berada di areal dekat Masjid Nabawi. Menko berharap dengan fasilitas pemondokan yang dekat dengan Masjid Nabawi akan menambah khusuk para calon jemaah haji Indonesia dalam melaksanakan ibadahnya.
Selepas dari Hotel Taiba, Menko PMK dan rombongan melanjutkan peninjauan ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia. Menko Puan melihat langsung sarana dan prasarana kesehatan yang dipersiapkan menyambut calon haji Indonesia.
“Saya minta fasilitas kesehatan Indonesia siap memberikan pelayanan yang terbaik bagi jemaah haji Indonesia. Siapkan dokter-dokter spesialis dari Indonesia,” pesan Puan.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK Puan Maharani menyoroti letak kantor kesehatan haji yang cukup jauh dari pemondokan jemaah haji Indonesia. Menko PMK meminta agar pada musim ibadah haji berikutnya kantor kesehatan jamaah haji Indonesia berjarak lebih dekat dengan pemondokan.
Mengakhiri hari pertama peninjauan fasilitas haji 2018, Puan memimpin langsung rapat koordinasi bersama Menkes, Dubes R.I. untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono, Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Aly, Perwakilan Kantor Kesehatan Haji, Staf Teknis Urusan Haji, serta jajaran Ketua Tim Penyediaan Layanan Jemaah Haji Indonesia dan Staf KJRI Jeddah, untuk memastikan kesiapan pemerintah melayani calon jemaah haji Indonesia.
Salah satu yang menjadi pembahasan penting adalah antrean panjang saat di imigrasi Arab Saudi. Menko menegaskan agar Dubes RI untuk Arab Saudi dan Kementerian Agama serta pihak terkait memperjuangkan pelayanan imigrasi khusus ke pemerintah Arab Saudi.
“Harus diupayakan permintaan pelayanan imigrasi khusus ke pemerintah Arab Saudi sehingga calon jemaah haji Indonesia tidak kelelahan sebelum menunaikan ibadahnya. Penerbangan dari tanah air ke Arab Saudi sudah jauh dan melelahkan, jika saat pengurusan imigrasi masih antre panjang, akan tambah melelahkan,” tuturnya.
Puan sekaligus meminta agar Dirjen Haji, Kementerian Agama bersama-sama dengan BPKH melakukan kajian kemungkinan pembangunan fasilitas hotel. Dengan jumlah jemaah haji 221.000 orang per tahun, misalnya bisa dibangun beberapa hotel yang dapat menampung 25.000 jemaah. Di luar musim haji, hotel tersebut bisa ditawarkan kepada penyelenggara umroh. (setkab)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS