Selasa
26 November 2024 | 4 : 57

Jokowi: Tata Krama Presiden Brasil Tidak Lazim

pdip-jatim-220406-jokowi

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menilai, tindakan Presiden Brasil Dilma Rousseff yang menolak surat kepercayaan Duta Besar RI Toto Riyanto secara mendadak, di Istana Kepresidenan Brasil, Jumat (20/2/2015) lalu, sebagai sebuah tata krama yang tidak lazim.

“Ya kalau hal-hal seperti itu menurut saya sebuah tata krama yang tidak lazim,” kata Jokowi kepada wartawan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten, Senin (23/2/2015).

Menurut Presiden, Dilma Rousseff mengaitkan penolakannya menerima credentials (penyerahan surat kepercayaan) dengan eksekusi terpidana mati narkoba, termasuk seorang warga Brasil Marco Archer, pada 18 Januari 2015 lalu, dan rencana hukuman mati warga kedua dalam waktu dekat.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi telah minta Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk menarik pulang Dubes RI untuk negara tersebut. “Hari Jumat (20/2/2015) sudah saya perintah untuk duta besar kita ditarik pulang. Itu perintah saya,” tegasnya.

Saat ditanya apakah akan membekukan hubungan diplomatik dengan Brasil, Joko Widodo menjawab: “Ya kita lihat nanti.”

Tetap Dilaksanakan

Terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah Indonesia tetap akan menjalankan hukuman mati terhadap narapidana narkoba sekalipun mendapat protes keras dari Brasil dan Australia.

“Kita sudah sampaikan berkali-kali bahwa kita memiliki kedaulatan dan tetap jalankan hukuman mati. Perlu diingat putusan hukuman mati bukan dilakukan presiden, tapi pengadilan,” kata Jusuf Kalla kepada pers di Kantor Wapres Jakarta, Senin (23/2/2015).

Dia mengaku bisa memahami jika sebuah negara melakukan protes keras jika warga negaranya dihukum mati di negara lain. Namun demikian, ia mengingatkan, bahwa, Indonesia yang memiliki ketentuan hukum bagi bandar narkoba juga memutuskan hukuman mati setelah melalui persidangan hukum.

“Indonesia, juga beberapa kali pernah mengajukan protes saat sejumlah warga negara Indonesia terancam hukuman mati di Timur Tengah atau beberapa negara di kawasan lain,” ujar Kalla. (pri/*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...