MALANG – Di depan ribuan jamaah Pondok Pesantren Babussalam, Banjarejo, Pagelaran, Kabupaten Malang, capres nomor 2 Joko Widodo (Jokowi) menandatangani surat kesediaan untuk memperjuangkan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional. Penandatanganan itu dilakukan di sela acara Haul KH Hasyim Asy’ari dan Bung Karno, Jumat (27/6/2014) malam.
Jokowi dan rombongan tiba di Ponpes Babussalam sekitar pukul 21.00 yang langsung disambut ribuan massa dengan lantunan bacaan shalawat. Jokowi diterima pengasuh ponpes Babussalam KH Thoriq Darwis SPdi dengan mengalungkan sorban ke leher Jokowi sebagai tanda persaudaraan dan kekeluargaan. Kemudian, Jokowi diterima di ruang tamu pondok untuk berbincang dengan para sesepuh dan pengasuh pondok.
Pertemuan berlangsung cepat sekira 10 menit. Jokowi kemudian menuju panggung yang telah disediakan.
Dalam sambutannya, Kiai Thoriq menyampaikan bahwa santri adalah budaya yang terus ditransfer dari generasi ke generasi. “Tidak ada ulama yang mengaku mantan santri, karena semangatnya untuk mencari ilmu, jadi sambung menyambung terus tiada putusnya ilmu itu,” ujarnya.
Kesangupan Jokowi memperjuangkan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional, menurut Kiai Thoriq, berarti pula Jokowi mau memperjuangkan kiai, ulama, dan santri. “Mudah-mudahan niat Pak Jokowi untuk menjadi presiden betul-betul diridhoi Allah,” ucapnya.
Sementara itu, Jokowi dalam sambutannya kembali menyampaikan pesan agar masyarakat memanfaatkan sisa waktu yang hanya tinggal 12 hari untuk memperkenalkan calon presiden nomor 2 Joko Widodo -Jusuf Kalla. “Sampaikan orangnya ini, programnya ini, visi misinya begini, terus menerus. Karena hanya itu yang akan mampu melawan semua fitnah, hasutan, dan berita buruk yang beredar selama ini tentang saya. Karena itu ini saya bawakan tabloid Obor Rahmatan Lil’alamin untuk alat,” kata Jokowi.
Tabloid Obor Rahmatan Lil’alamin adalah tabloid yang berisi profil dan kesaksian para ulama mengenai sosok Jokowi. Tabloid ini sengaja diterbitkan untuk meluruskan tulisan di tabloid Obor Rakyat yang materinya menjatuhkan dan cenderung bernada fitnah pada sosok Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu mengakhiri pidatonya dengan meminta maaf pada hadirin dan mengucapkan selamat menjakankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Kemudian Jokowi meneken kesanggupan memperjuangkan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional.
Jokowi dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kota Blitar untuk ziarah di makam proklamator Indonesia Ir. Soekarno. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS