
JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengatakan, pasar tradisionalharus naik ke tingkat yang lebih tinggi. Salah satu caranya, melatih pedagangagar menyediakan layanan pembelian menggunakan uang elektronik.
“Semua pedagang pasar tradisional kita sudah harus mulai diintervensi dengan cara-cara seperti itu. Ada pembayaran tanpa uang cash. Diberikan pelatihan, pasar rakyat itu harus naik tingkat,” kata Jokowi.
Dengan demikian, lanjut Jokowi, pasar tradisional juga dapat bersaing dengan pasar-pasar modern. Hal itu dia sampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) 2018 di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).
Untuk itu, dia minta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memfasilitasinya. Dia yakin, jika diberikan pelatihan dengan intens, para pedagang akan mulai terbiasa dengan pembayaran non-tunai.
Menurut Jokowi, pasar rakyat memang memerlukan sebuah perhatian khusus agar eksistensi pasar betul-betul tetap bisa survive di tengah gempuran supermarket-supermarket, pasar-pasar modern yang hampir semua kota ada.
Oleh sebab itu, menurut Presiden Jokowi, ke depan perlu dibangun sebuah ekosistem yang online dan offline bisa sambung.
“Pasar ini offline, bagaimana bisa disambungkan dengan yang online. Dua sistem tuh harus nyambung, pasar cepat berkembang karena di sisi harga bisa bersaing. Apalagi kalau punya market place sendiri, antar sampai ke rumah,” ujarnya.
Jokowi menyebutkan, pasar tradisional memiliki modal yang kuat untuk bisa bersaing dengan pasar modern, yakni dari segi harga. Dia mengatakan, produk-produk yang dijual di pasar tradisional bisa bersaing secara harga dengan pasar modern.
Contohnya, kata Jokowi, harga seikat kangkung di Pasar Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, yang ia kunjungi beberapa waktu lalu, Rp 2.000. Demikian pula harga seikat bayam.
“Setelah itu saya juga masuk ke supermarket, kangkung dijual Rp 3.400, bayam Rp 3.500. Artinya apa? Secara daya saing, pasar tradisional kita sebenarnya menang. Karena dari sisi harga bisa bersaing. Harganya jauh, Rp 2.000 dengan Rp 3.500. Kalau ibu-ibu, urusan Rp 200, Rp 300 perak ini mesti dihitung,” tuturnya.
“Artinya pasar rakyat bisa bersaing dengan supermarket. Saya meyakini itu. Sejak awal, saya menyelesaikan persoalan-persoalan di pasar, saya meyakini mereka bisa bersaing. Hanya memang manajemennya perlu kita perbaiki bersama-sama,” sambung dia.
“Ini tugas dari kementerian, tugas dari pemerintah untuk memperbaiki dan juga tugas BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), tugas swasta untuk menarik agar konsumen, pembeli tetap mau datang ke pasar,” lanjut Jokowi. Dia mengemukakan, dalam masa empat tahun hingga 2017, pemerintah telah membangun kurang lebih 2.660 pasar di seluruh tanah air, ditambah 2018 kurang lebih 1.500-an. Plus pasar-pasar di desa yang dibangun sebanyak 6.500 pasar desa, yang meskipun kecil-kecil tapi sangat sangat bermanfaat bagi ekonomi di pedesaan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS