MALANG – Dengan modal 11 kursi DPRD Kota Malang, PDI Perjuangan sangat bisa mengusung jagonya sendiri dalam Pilkada Kota Malang 2018.
Namun, dalam ajang pemilihan wali kota – wakil wali kota ini, PDI Perjuangan tetap menjalin komunikasi dengan partai politik lain.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang Arief Wicaksono menyebutkan, filosofi politik itu sebenarnya berbagi.
”Kami tidak mau arogan mengusung bakal calon wali kota dan bakal calon wakil wali kota dari kami sendiri, meskipun jumlah kursinya mencukupi,” kata Arif, Sabtu.
Menurut dia, PDI Perjuangan butuh partner dalam berpolitik. Termasuk dalam memajukan Kota Malang.
”Oleh karena itu, kami menyamakan persepsi dulu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Malang,” ujarnya.
Diberitakan, pengurus PDI Perjuangan setempat telah menjalin komunikasi dengan enam parpol jelang Pilwali Malang. Keenam partai itu, Partai Gerindra, PKS, PPP, Partai Nasdem, PAN, dan Partai Demokrat.
Arief membenarkan adanya upaya komunikasi tersebut. Dia menyebut, muara dari komunikasi itu adalah koalisi di Pilwali 2018. ”Ini penjajakan untuk menyamakan visi dan misi,” terang Arief.
Menurutnya, memang belum ada hitam di atas putih kalau tujuh partai ini akan berkoalisi pada Pilwali Kota Malang 2018 mendatang. Terpenting, sebutnya, ada komitmen untuk mengarah ke Pilwali 2018.
”Nanti ada rencana hitam di atas putih. Tapi untuk melangkah ke sana, kami semua masih menunggu masukan dari dewan pengurus pusat (DPP) masing-masing partai,” ujar pria yang juga Ketua DPRD Kota Malang ini.
Jika tujuh partai ini berkoalisi, memang akan menjadi kekuatan besar di Pilwali 2018. Sebab, total dari tujuh partai ini adalah representasi dari 31 kursi di DPRD Kota Malang.
Rinciannya, PDIP 11 kursi, Gerindra 4 kursi, PKS 3 kursi, Demokrat 5 kursi, PPP 3 kursi, Nasdem 1 kursi, dan PAN 4 kursi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS