
SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mempersilakan Gugus Tugas Provinsi Jawa Timur memanfaatkan ruang isolasi khusus pasien Covid-19 di Rumah Sakit Husada Utama (RSHU) Surabaya.
Pernyataan ini disampaikan Risma saat menjawab keluhan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Heru Tjahjono, soal kapasitas ruang isolasi di RSU dr Soetomo yang penuh.
Saat itu, Sekda Heru menanyakan kepada Risma, apakah bisa ruang isolasi di RS Husada Utama dimanfaatkan untuk pasien RSU dr Soetomo.
“Di RS Husada Utama ada 200 (bed) itu belum pernah dipakai. Kami sudah belikan bed 280. Silakan dengan senang hati jika ditempati,” kata Risma di sela mengikuti Rapat Evaluasi Pelaksanaan Masa Transisi menuju New Normal Wilayah Surabaya Raya, di Mapolda Jatim, Minggu (21/6/2020) malam.
Rapat itu dihadiri Muspida Jatim, Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Kepala Daerah dan sekaligus Gugus Tugas Covid-19 Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo. Masing-masing kepala daerah itu menyampaikan paparannya terkait upaya penanganan Covid-19 di wilayahnya.
Risma menyatakan, Pemkot Surabaya sebelumnya telah menambah kapasitas bed ruang isolasi khusus pasien Covid-19 di dua rumah sakit rujukan Surabaya. Kedua rumah sakit itu adalah RS Husada Utama dan RS Siloam Hospital.

“Di RS Husada Utama itu kita berikan 8 ventilator dan 6 ruang ICU itu (saat ini) kosong,” ujar wali kota yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan ini.
Sementara itu, terkait upaya menghadang penyebaran Covid-19, Risma sebelumnya telah minta lurah se-Surabaya agar terus menggerakkan masyarakat untuk memperkuat wilayahnya dalam menekan dan memutus penyebaran Covid-19. Sebab, lurah adalah ujung tombak pemimpin yang mengetahui langsung kondisi masing-masing masyarakat di wilayahnya.
“Kalau ada warga yang sedang kesulitan ayo turun, mumpung kalian bisa berbuat baik, tidak semua orang diberikan kesempatan. Jangan sampai ketika ada warga yang sakit tidak ada yang tahu,” kata Risma saat menggelar video teleconference (vidcon) bersama lurah se-Surabaya di Halaman Balai Kota, Sabtu (20/6/2020).
Melalui vidcon tersebut, Risma juga menginstruksikan lurah agar terjun langsung ke lapangan untuk mengarahkan masyarakat harus berbuat apa. Khususnya di tengah menghadapi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Namun begitu, pola penanganannya juga harus disesuaikan dengan kondisi di masing-masing wilayah. Sebab, Kota Surabaya ini terkenal dengan masyarakatnya yang heterogen.
“Anda sama seperti saya, cuma lingkupnya lebih kecil. Saya berharap sekali lagi ayo kita turun, kita lihat masyarakat barangkali ada warga yang butuh bantuan bapak ibu sekalian. Diarahkan masyarakatnya harus berbuat apa, harus apa. Kalau kerja tulus tidak perlu takut,” pesannya.

Apalagi, lanjut dia, saat ini kondisinya begitu berat. Tak hanya bagi setiap pemerintah, tapi masyarakat juga terdampak pandemi Covid-19.
Karena itu, Risma mendorong para lurah untuk mencari warganya yang mengalami kesusahan, terutama mereka yang mengalami dampak ekonomi karena pandemi Covid-19.
“Ayo ditata, dicari, jangan sampai ada masalah. Misalnya ada warga kena PHK, dia keahliannya apa itu dilaporkan, kita akan coba bantu sehingga mereka bisa bekerja lagi,” tandas Risma.
Wali kota yang juga menjabat Presiden UCLG Aspac ini juga berpesan kepada para lurah agar terus mengingatkan warganya untuk tetap waspada menghadapi Covid-19, meski dalam wilayah itu tidak ditemukan kasus Covid-19. Karenanya, ia berharap para lurah terus menggerakkan masyarakat agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.
“Misal kalau warga mau ke pasar itu harus apa, kalau pergi kerja mereka harus apa. Ini memang tidak mudah, tapi saya mohon kerjasamanya teman-teman. Pastikan warga tidak boleh ada yang kena, jangan sampai mereka tertular. Kalau kita tidak bisa memotong ini, maka ekonomi akan sulit, jangankan ekonomi, makanan pun akan sulit untuk ke depannya,” pungkasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS