JAKARTA — Tujuh dari 11 lembaga survei yang melakukan hitung cepat atau quick count pada Pemilu Presiden 2014 menempatkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenang. Empat lembaga survei lainnya menyebut pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pemenang.
Tujuh lembaga survei itu, Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, CSIS, Radio Republik Indonesia, dan Saiful Mujani Research Center. Sedang empat lembaga survei yang menghasilkan kemenangan bagi Prabowo-Hatta adalah Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.
Berikut hasil lengkap kesebelas lembaga survei tersebut (sumber kompas):
No Lembaga Survei Prabowo-Hatta Jokowi-JK
1 Populi Center 49,05 50,95
2 CSIS 48,1 51,9
3 Litbang Kompas 47,66 52,33
4 Indikator Politik Indonesia 47,05 52,95
5 Lingkaran Survei Indonesia 46,43 53,37
6 Radio Republik Indonesia 47,32 52,68
7 Saiful Mujani Research Center 47,09 52,91
8 Puskaptis 52,05 47,95
9 Indonesia Research Center 51,11 48,89
10 Lembaga Survei Nasional 50,56 49,94
11 Jaringan Suara Indonesia 50,13 49,87
Ini Sebaran Suara Jokowi dan Prabowo
Hasil hitung cepat sementara yang digelar Litbang Kompas, saat data sampel masuk sebesar 95,85 persen, Jokowi-JK memperoleh 52,37 persen suara dan Prabowo-Hatta meraih 47,63 persen suara.
Di Sumatera, pasangan Jokowi-JK memperoleh 51,29 persen suara, sementara Prabowo-Hatta memperoleh 48,71 persen. Di Jawa, Jokowi-JK memperoleh 51,76 persen suara, sedangkan Prabowo-Hatta memperoleh 48,24 persen.
Di Bali dan Nusa Tenggara, Prabowo-Hatta hanya memperoleh 46,62 persen. Pasangan Jokowi-JK unggul 53,38 persen. Di Kalimantan, Jokowi-JK juga unggul 54,81 persen, sementara Prabowo-Hatta hanya 45,19 persen.
Di gugus Sulawesi, Prabowo–Hatta mengantongi 42,10 persen, sedangkan Jokowi-JK mendapatkan 57,90 persen. Di Maluku-Papua, Jokowi unggul jauh 64,32 persen, sementara Prabowo-Hatta hanya meraih 35,68 persen.
Berdasarkan sumber Litbang Kompas, tercatat jumlah sampel pemilih yang dipantau atau dihitung sebanyak 786.000 orang. Batas kesalahan atau margin of error dari hasil hitung cepat ini adalah kurang lebih 0,11 persen untuk sampel pemilih dan kurang lebih 2,2 persen untuk sampel TPS.
Masa Tenang. Penentu Kemenangan Jokowi-JK
Peneliti LSI, Ardian Sopa mengatakan, ada tiga faktor penentu kemenangan Jokowi-JK yang terjadi di detik-detik akhir menjelang pemilu presiden. Faktor pertama yang menentukan adalah pergerakan pemilih mengambang (swing voters) yang lebih banyak memilih Jokowi-JK. Hal ini, kata dia, terlihat ketika selisih kedua pasangan semakin melebar dari 3,6 persen pada awal Juli menjadi 6,74 persen pada saat pencoblosan.
“Pada awal Juli 2014, angka swing voters masih 8 persen. Swing voters lebih banyak diambil Jokowi-JK sehingga marjin kemenangan semakin membesar,” kata Ardian di Kantor LSI.
Pemilih mengambang memilih Jokowi-JK, ungkap Ardian, karena mereka cenderung memilih capres yang memiliki pemberitaan positif selama tiga hari terakhir pada masa tenang.
Faktor kedua yang menentukan adalah faktor golongan putih (golput). Menurut Ardian, capres yang menang adalah capres yang mampu meminimalisir jumlah golput di antara pemilih yang awalnya memilih dia.
Faktor terakhir adalah pergerakan di masa tenang yang tak terekam oleh survei. Dia menilai, pergerakan kader, timses, relawan di masa tenang lebih banyak menambah dukungan kepada Jokowi-JK.
Berdasarkan catatan LSI, pada bulan September 2013, selisih antara Jokowi dan Prabowo mencapai 39,20 persen. Ardian mengatakan, selisih antara keduanya terus menyempit, termasuk pada bulan Mei 2014 sekitar 12,67 persen.
“Pada awal Juni 2014, selisihnya terus menyempit menjadi 6,3 persen. Puncaknya ketika akhir Juni 2014, selisihnya hanya 0,5 persen. Hampir menyusul Jokowi,” ujar dia.
Meski demikian, Ardian mengatakan, pada awal Juli 2014, selisih antara Jokowi dan Prabowo kembali menjauh menjadi 3,6 persen. Kini selisih antara keduanya semakin menjauh dalam pilpres menjadi 6,47 persen. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS