JAKARTA – PDI Perjuangan mengapresiasi capaian pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada tahun ketiganya.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyoroti kebijakan-kebijakan yang dinilai berdampak positif terhadap masyarakat menengah ke bawah. Mulai dari perbaikan tingkat pengangguran hingga pembangunan infrastruktur.
“Tingkat pengangguran mencatat paling rendah selama 18 tahun terakhir, yakni 5,3 persen, ketimpangan untuk menopang kehidupan yang lebih berkeadilan dapat ditekan hingga mencapai 0.393,” kata Hasto, sebagaimana keterangan tertulis, Jumat (20/10/2017).
Di samping itu, PDIP juga mengapresiasi angka harapan hidup yang terus meningkat. Hal itu, kata dia, ditandai dengan jumlah penerima Kartu Indoensia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sejahtera yang masif dibagikan kepada rakyat miskin.
Hasto juga menyinggung efektivitas pembangunan dari pinggiran yang dilakukan pemerintah serta alokasi dana desa untuk program padat karya dan sektor-sektor produktif kerakyatan.
Kebijakan tersebut, menurut dia, telah meletakkan dasar-dasar bagi kebangkitan perekonomian desa.
Dia menambahkan, terobosan-terobosan infrastruktur yang diambil Jokowi juga mampu merombak struktur perekonomian Indonesia menjadi lebih kompetitif.
Dampaknya tidak hanya koneksitas antar pulau yang makin kuat dan efisien, biaya logistik juga semakin murah dan distribusi kebutuhan primer semakin lancar. Membuahkan inflasi yang terkendali.
“Keberhasilan pengendalian harga kebutuhan pokok pada saat Lebaran tahun ini menjadi salah satu bukti,” tuturnya.
PDI Perjuangan juga mengapesiasi model kepemimpinan Jokowi yang bergerak ke bawah dan menjadikan dialog langsung dengan rakyat.
Model tersebut, menurut Hasto, menjadi kelebihan Jokowi serta menjadi benteng tangguh menghadapi gempuran tokoh-tokoh lainnya hanya karena ambisi politik untuk 2019.
“Hasilnya, tampilan yang kontradiktif. Rakyat antusias menerima Pak Jokowi dan kelompok sana, sekedar beretorika dengan isu yang dicari,” ucapnya.
Bagi PDI Perjuangan, imbuh Hasto, kontestasi itu wajar bahkan positif dalam demokrasi. “Namun sebagai bangsa berkepribadian gotong royong, etika politik yang berkeadaban harus tetap dijunjung tinggi,” tuturnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS