SURABAYA – Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Bambang Juwono mengatakan, peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni tahun ini terbilang istimewa. Sebab bersamaan dengan pencanangan secara resmi 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila oleh pemerintah.
Menurut Bambang, kader PDI Perjuangan harus mengapresiasi keputusan pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut. “Kita harus berbangga, karena presiden kita, Pak Jokowi akhirnya menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila,” kata Bambang Juwono.
Hal itu disampaikan Bambang Juwono, saat mengawali sambutan sebagai inspektur upacara peringatan hari lahir Pancasila di halaman kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Jalan Kendangsari Industri 57 Surabaya, Rabu (1/6/2016) pagi.
Upacara bendera diikuti jajaran pengurus DPD PDIP Jatim, DPC Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, anggota fraksi, satgas, badan dan deprtemen partai, serta elemen tukang becak. (Ini, foto-foto upacara peringatan 1 Juni Hari Pancasila)
Tidak banyak yang disampaikan Bambang Juwono dalam pidatonya. Sebab, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur itu kemudian membacakan amanat 1 Juni dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Berikut amanat 1 Juni dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang dibacakan Bambang Juwono:
Ibu Megawati Soekarnoputri
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Pada 1 Juni 1945 Bung Karno mengumandangkan sebuah pidato maha penting di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pidato yang kemudian dirumuskan dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan nilai-nilai Pancasila yang digali Bung Karno dari persada Indonesia.
Pidato ini maha penting bagi kita sebagai bangsa karena dua alasan mendasar: pertama, Pancasila telah menjadi norma fundamen, filsafat, pikiran yang sejernih-jernihnya, jiwa, serta hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Dasar yang diperlukan sebagai syarat agar kita bisa mengklaim diri sebagai sebuah negara merdeka.
Dalam kedudukan yang demikian, Pancasila telah menjadi roh yang membimbing arah perjuangan mencapai Indonesia yang merdeka dan berdaulat penuh.
Tapi lebih dari itu, Pancasila telah menjadi bintang penuntun bagi bangsa ini dalam mengarungi masa depan yang masih jauh membentang di hadapan berlapis-lapis generasi yang akan datang.
Kedua, Pancasila sekaligus telah berfungsi sebagai alat efektif yang mempertautkan bangsa yang bhinneka ini ke dalam keikaan yang kokoh. Pancasila telah menjadi magnet yang memberikan alasan bagi kita untuk menerima kemajemukan sebagai anugrah.
Sebuah fungsi instrumentalistik yang efektif dalam menghindarkan bangsa ini dari kemungkinan terjadi sengketa ideologis berkepanjangan yang bagi cukup banyak bangsa baru telah memakan korban anak-anaknya sendiri.
Namun dalam beberapa dekade usaha mengisi kemerdekaan Indonesia kita menyaksikan, di satu sisi Pancasila telah dipisahkan keterkaitannya dengan penggalinya, dikaburkan pengertian-pengertiannya, diselewengkan, dan akhirnya secara perlahan-lahan ditinggalkan dalam prakteknya.
Di sisi lain, keteguhan kita sebagai kekuatan Pancasilais dalam memperjuangkan Pancasila agar menjadi ideologi yang hidup, mengalami perapuhan.
Untuk itu saudara-saudara, dalam rangka memperingati hari lahirnya Pancasila saya amanatkan kepada semua pejuang-pejuang Pancasilais:
Pertama, satukan hati, pikiran, ucapan dan tindakanmu ke dalam satu tarikan nafas perjuangan mewujudkan Pancasila. Jangan pernah biarkan tindakanmu mengkhianati ucapanmu.
Jangan pernah biarkan ucapanmu mengkhianati pikiranmu. Dan jangan pernah biarkan pikiranmu mengkhianati hati nuranimu. Di dalam kesatuan dan keteguhan hati, pikiran, ucapan dan tindakanmu, Pancasila akan menampakan kewibawaannya.
Kedua, jadikanlah gotong royong sebagai intisari Pancasila menjadi cara pikirmu, menjadi cara tuturmu, dan menjadi cara kerjamu dimanapun dan kapanpun.
Jangan pernah lelah untuk berpikir dan bertindak secara gotong royong. Hanya dengan cara itu, Pancasila akan menjadi ideologi dinamis yang hidup dan berdialektika di tengah-tengah bangsa yang bhinneka ini.
Ketiga, sebagai bangsa yang sedang menjadi – a nation in the making – ingatlah akan pesan Bung Karno, “Jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationaliteit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup di atas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman – janganlah lupa akan syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan, dan sekali lagi perjuangan…”.
Karenanya, berjuang, berjuang dan sekali lagi berjuang di jalan ideologi Pancasila 1 Juni 1945 dan harus menjadi elan hidup setiap Pejuang Pancasilais.
Hanya dengan cara itu, kita dapat mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur sesuai cita-cita didirikannya Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Terima kasih.
Merdeka !!!
Jakarta, 1 Juni 2016
ttd
Megawati Soekarnoputri
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS