JAKARTA – Survei LSI Denny JA menemukan ada 7 faktor kondisi ekonomi yang menguntungkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Faktor tersebut mulai persepsi ekonomi baik hingga publik puas terhadap kinerja pemerintah.
Hasil tersebut didasari survei LSI Denny JA, yang dilakukan pada 10-19 November 2018, di 32 provinsi menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200 orang, melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Margin of error survei ini plus-minus 2,9 persen. Survei ini dilengkapi FGD dan analisis media serta indepth interview.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, menyebut faktor pertama adalah mayoritas responden menilai kondisi ekonomi saat ini baik. Sebesar 70% responden menyatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini sedang dan baik. Selain itu, sebesar 24,7% menilai kondisi ekonomi buruk.
“Seperti yang telah diuraikan di awal bahwa persepsi baik buruk ekonomi sangat penting bagi seorang petahana yang maju kembali di periode kedua,” ujar Ardian Sopa saat memaparkan hasil survei di kantornya, Jalan Raya Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (27/11/2018).
Faktor kedua, disebut Ardian, 37,8% pemilih menyatakan optimistis ekonomi Indonesia akan lebih baik, sedangkan 31,3% menyatakan kondisi ekonomi akan sama saja. Adapun 18,5% lainnya menilai kondisi ekonomi akan makin buruk.
Ketiga, ia menyebut mayoritas publik puas terhadap kinerja pemerintah di bidang ekonomi. Pemilih yang menyatakan puas atas kinerja pemerintah di bidang ekonomi sebanyak 56,8% dan yang menyatakan tidak puas 35,6%.
“Keempat, mayoritas publik optimis ekonomi rumah tangga mereka akan lebih baik sebesar 58,7% dan hanya 15,5% pemilih menilai tidak ada perubahan kondisi ekonomi rumah tangga mereka. Dan hanya 5,9% yang menyatakan pesimis dengan kondisi rumah tangga mereka,” jelas dia.
Ia juga mengatakan ada 6 program pemerintah yang populer dan disukai pemilih, yaitu Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Beras Sejahtera, Program Keluarga Harapan, Pembangunan Infrastruktur, dan Pembagian Sertifikat Tanah. Program ini dikenal pemilih di atas 50% dan di atas 90% dari pemilih mengetahui program tersebut.
“Keenam, punya pemilih loyal di segmen agama minoritas. Ada pemilih agama minoritas menilai ekonomi buruk tetap mendukung Jokowi-Ma’ruf ketimbang Prabowo-Sandiaga. Artinya, segmen pemilih ini adalah pemilih loyal tidak berpengaruh oleh naik-turunnya kondisi ekonomi Indonesia,” jelas dia.
Terakhir, ia menyebut pemilih loyal yang berada di wilayah timur, yaitu Maluku dan Papua. Mereka tetap mendukung Jokowi-Ma’ruf meski menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini buruk.
“Artinya, dukungan terhadap capres tidak bergantung naik-turunnya kondisi ekonomi,” tutur Ardian. (detik)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS