JAKARTA – Warga Koja yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Jakarta Utara mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Deklarasi itu disampaikan di depan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang sedang memimpin blusukan tim pemenangan Ahok-Djarot di kawasan Koja, kemarin.
Hasto yang didampingi politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka mengatakan, dukungan itu penting demi memenangkan Ahok-Djarot. Dukungan itu, sebutnya, juga menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi.
“Yang membuat kami terharu, ibu-ibu tadi datang dan mengatakan Pak Ahok jangan takut dengan berbagai fitnah, dengan berbagai intimidasi,” kata Hasto usai acara.
Soal banyaknya beredar kampanye mengandalkan isu primordial atau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang menyeruak selama tahapan kampanye putaran kedua Pilgub DKI Jakarta, Hasto melihat cara-cara klasik seperti itu tidak akan efektif menggoyahkan kepemimpinan Basuki-Djarot (Badja).
“Kami tidak akan menggunakan hal yang sama. Kami justru bergerak ke bawah, kami melakukan pendidikan politik dan mendengarkan rakyat. Rakyat DKI Jakarta sangat cerdas, tidak terpengaruh oleh berbagai isu yang berbau SARA,” ujar Hasto.
Menurutnya, budaya demokrasi dari Indonesia adalah budaya kejujuran dan transparansi seperti yang sudah ditunjukkan Ahok-Djarot selama ini dan bukannya demokrasi pura-pura santun yang sedang dilakukan paslon lain.
“Lihat saja saat kami datang mengunjungi rusun, pasar, dan permukiman warga di Koja ini. Ini tidak dibuat-buat dan masyarakat sangat antusias melihat kepemimpinan Ahok-Djarot. Malah ada ibu-ibu yang menangis karena kasihan melihat Pak Ahok difitnah dan diintimidasi oleh sejumlah pihak,” tuturnya.
Pihaknya akan terus mendukung Ahok dan Djarot untuk melanjutkan program-program prorakyat kecil layaknya KJP, KJS, KJL, PPSU, atau pasukan oranye, serta pasukan merah, kuning, hijau, biru, yang membantu masyarakat Jakarta.
“Kepemimpinan beliau sangat membantu masyarakat Jakarta, kepemimpinan yang mampu membawa perubahan. Inilah yang didambakan warga, kepemimpinan yang anti korupsi. Sehingga di tengah-tengah penggunaan berbagai intimidasi, isu SARA, ternyata warga di Jakarta Utara berdiri kokoh di belakang Pak Ahok dan Pak Djarot, itu yang kami temukan dalam kegiatan hari ini,” tambahnya.
Kepemimpinan Ahok, lanjut dia, tidak sekadar untuk pencitraan semata namun dengan merealisasikan kebijakan yang ada tanpa kompromi dan memberantas birokrasi yang koruptif di Ibukota tanpa meninggalkan kebijakan prorakyat.
“Pembangunan masjid yang dilakukan dengan sangat baik, perhatian terhadap kaum dhuafa, sehingga marbot pun mendapat kesempatan untuk umroh. Itu yang kami pertahankan dari Pak Ahok dan Pak Djarot,” papar Hasto.
Ia memastikan, setelah Pak Ahok-Djarot kembali memimpin Jakarta dari cutinya, efektif pada 17 April mendatang, maka keduanya akan merealisasikan KJL (Kartu Jakarta Lansia). Yakni program kesejahteraan bagi warga lansia ibukota.
“Kepemimpinan Pak Ahok ditopang dengan data base yang sangat andal. Sehingga siapa yang masuk kategori lansia, tinggal di mana, itu semua sudah dimiliki pemerintah DKI, sehingga tidak ada hambatan,” tandasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS