SIDOARJO – Dapur Umum Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur masih terus mengepul. Hal itu dilakukan demi suksesnya acara peringatan hari lahir (harlah) ke 100 tahun atau 1 abad Nahdlatul Ulama (NU).
Sejak dibuka pada Senin (6/2/2023), dapur umum berlokasi di Perum Puri Indah, Jl Raya Cemengkalang Sidoarjo itu tak henti memberikan pelayanan kepada para nahdliyin peserta acara.
Adapun hidangan yang disajikan berupa kopi, teh, dan berbagai cemilan seperti tahu dan tempe goreng atau crispy.
“Sore dan malam kemarin, sampai dini hari tadi, teman-teman chef (juru masak) terus beraktivitas,” kata Koordinator Dapur Umum Baguna Jatim, dr Bayu Utoro di lokasi, Selasa (7/2/2023).
“Untuk pagi ini kami membagikan nasi, sekitar seribuan bungkus,” imbuh dokter Bayu.
Untuk keperluan sarapan tersebut, lanjut Bayu, dipasok oleh panita harlah. Sementara sejumlah kader PDI Perjuangan Sidoarjo juga mensuplai bahan permakanan. Juga menyisihkan waktu dan tenaganya untuk turut berkegiatan. “Begitu indah gotong royong di lapangan, bahu membahu untuk menyukseskan acara,” kata Bayu.
Pada hari kedua ini, lanjut dr Bayu, telah dilakukan pergantian shift untuk relawan yang bertugas di dapur umum. Relawan yang sebelumnya bertugas pada malam hingga subuh, bergeser ke Kantor DPC PDI Perjuangan Sidoarjo yang tak jauh dari lokasi, untuk beristirahat dan memulihkan stamina.
Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDI Perjuangan Jatim Whisnu Sakti Buana mengatakan, pendirian dapur umum tersebut sebagai bentuk dukungan pihaknya untuk kesuksesan acara.
Faktor kesejarahan dan komitmen kebangsaan kalangan nasionalis dan religius, NU dan PDI Perjuangan, melatarbelakangi kegiatan dapur umum.
“Ketika ada sahabat punya hajatan, tentu kami membantu,” jelas Whisnu.
Berita terkait: Harlah Satu Abad NU, Baguna Jawa Timur Buka Dapur Umum di Sidoarjo
Secara institusi, lanjut Whisnu, pria yang pernah menjabat sebagai Walikota Surabaya itu menugaskan para relawan yang terlibat dalam dapur umum untuk tidak memasang logo Partai di lokasi. Hal itu untuk menghindari munculnya berbagai asumsi yang berpotensi menimbulkan kurang khidmatnya acara.
“Untuk tenda misalnya, teman-teman Baguna tidak membawa tenda sendiri seperti biasanya. Kali ini menyewa dari jasa persewaan di sekitar lokasi,” kata Whisnu. (ian/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS