Hanya Jokowi yang Kontrak Politik dengan TKI

Loading

pendukung jokowi-JK jeddahJEDDAH – Tim dan relawan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla Kota Jeddah pada Sabtu malam hingga Minggu pagi (28-29 Juni 2014) mengadakan konsolidasi pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan sahur bersama. Acara dilaksanakan sejak pukul 11.30 malam hingga 3 pagi di daerah Bawadi.

Ratusan tim dan relawan Jokowi-Jusuf Kalla dari berbagai wilayah kota Jeddah hadir dalam acara tersebut. Selain itu juga turut hadir Sharief Rachmat Ketua Tim Kampanye Saudi Arabia Joko Widodo – Jusuf Kalla, Ustadz Ramasahal Ma’dud Ketua DPC PKB Jeddah, dan Trisno Supriyanto Ketua relawan Seknas Jokowi Saudi Arabia.

Dalam sambutannya, Sharief Rachmat yang juga Ketua Perwalu PDI Perjuangan Saudi Arabia, meminta kepada tim serta relawan untuk bergotong royong dan saling koordinasi satu sama lain.

Menurut Sharief Rachmat, kubu lawan selama ini berusaha menjatuhkan capres Jokowi. Namun, jelas Sharief, kubu lawan merasa kesulitan karena banyak prestasi yang dilakukan Jokowi selama memimpin Solo dan DKI Jakarta. Oleh karena itu, ungkanya, mereka menjatuhkan Jokowi dengan menyebarkan fitnah serta isu SARA seperti kafir, PKI, dan sejenisnya.

“Tapi alhamdulillah, fitnah tersebut dapat dijawab dengan santun tanpa emosi oleh Pak Jokowi. Hal itu harus dicontoh oleh tim dan relawan Jokowi dimana pun berada. Luruskan segala fitnah, sebarkan prestasi dan visi misi Jokowi-Jusuf Kalla khususnya masalah TKI,” ujar Sharief Rachmat, sebagaimana rilis yang diterima Infokom PDI Perjuangan Jatim, Selasa (1/7/2014).

Sharief dalam kesempatan tersebut menunjukkan kepada tim dan relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla kota Jeddah surat kontrak politik visi misi antara Jokowi dan TKI. Sejak reformasi, ungkapnya, baru Jokowi yang berani melakukan kontrak politik visi misi dengan TKI.

Selama ini, setiap pemilu, sebut Sharief, banyak calon presiden dan wakil presiden menyatakan akan melindungi TKI dalam bentuk orasi-orasi saja. Tapi saat diminta kontrak politik tak satupun yang berani.

Beda dengan Jokowi, berani melakukan kontrak politik dengan TKI yang dijembatani Rieke Diah Pitaloka. “Kalau ada capres yang sudah berani melakukan kontrak politik dan menunjukkan keseriusannya melindungi TKI, kenapa harus cari ke lain hati yang hanya memberikan janji-janji dalam orasi kampanye. Dengan sisa waktu yang ada, sebarkan isi kontrak politik visi misi perlindungan TKI yang ditandatangani oleh Pak Jokowi pada 22 Juni 2014,” kata Sharief.

Salah satu TKI yang bekerja di perusahaan swasta yaitu Faruk Ramzi, juga memberikan sambutannya. Faruk Ramzi adalah salah satu TKI yang setiap kali pemilu selalu memilih golput.

Dia juga selalu mengritisi partai politik termasuk PDI Perjuangan. Setelah PDI Perjuangan mencalonkan Joko Widodo, dan Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto pun tidak lantas mmebuat dia langsung memberikan dukungan.

“Saya perlu waktu beberapa hari mempelajari kedua calon tersebut. Alhamdulillah pilihan saya mendukung Pak Jokowi, dan pemilu kali ini saya tidak akan golput. Pak Jokowi banyak prestasi, dia tulus memimpin, merakyat, dan mendengar suara rakyat. Disaat ada orang baik dan tulus, kenapa saya harus memilih golput? Tentu tidak. Saya memilih menjadi relawan Jokowi dan bergabung di tempat ini untuk membantu secara sukarela. Kita butuh pemimpin merakyat, melindungi, dan mampu mensejahterakan rakyat, dan itu ada di Pak Jokowi,” ujar Faruk Ramzi yang disambut tepuk tangan hadirin.

Ustadz Ramasahal Ma’dud Ketua DPC PKB Jeddah memberikan arahan dan strategi pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di kota Jeddah. Ustadz Ma’dud juga memaparkan sejarah hubungan antara Marhaenis dan Nahdlatul Ulama.

Menurut Ma’dud, bubungan bersatunya Marhaenis dan Nahdlatul Ulama sudah ada sejak zaman Bung Karno dan KH Hasyim Asy’ari, setelah itu dilanjutkan dengan KH Abdurahman Wahid (Gusdur) dan Megawati Soekarnoputri.

“Pada pemilu 2004 Ibu Megawati Soekarnoputri maju sebagai capres berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi. Dan sekarang, Joko Widodo berpasangan dengan kader Nahdlatul Ulama yaitu M. Jusuf Kalla yang menjabat sebagai Mustasyar di PBNU,” ujarnya.

“Untuk itu, kita bulatkan untuk mendukung pasangan nomor urut 2 yaitu Ir. H. Joko Widodo dan Drs. H. M Jusuf Kalla. Bawa saudara dan kawan – kawan kita di Jeddah, Makkah, dan Riyadh untuk mencoblos pada hari Jumat (4 Juli 2014),” sambung Ustadz Ma’dud. (pri)