MALANG – Film Es Teh Hangat telah tayang perdana di Mopic Cinemas Kota Malang, Selasa (2/7/2024). Penayangan perdana Es Teh Hangat juga dihadiri para pemain film tersebut.
Tidak terkecuali Bupati Malang HM Sanusi. Dia ikut menonton film yang diproduksi Paradise Pictures bekerja sama dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari dan Pemkab Malang.
Dalam film yang disutradarai Mahesa Desaga tersebut, Sanusi berperan sebagai pengemudi jeep yang mengantarkan satu keluarga berwisata di wilayah Singosari.
Baca juga: Bupati Sanusi Bangga Bisa Terlibat Langsung dalam Film “Es Teh Hangat”
Dia cukup menikmati perannya. Mengenakan topi koboi dan jaket kulit, bupati yang kerap disapa Abah Sanusi itu tampil sangat nyentrik.
“Pengalaman pertama. Saya harus latihan berkali-kali sebelum syuting agar mendapatkan gambar yang sempurna,” ungkap Abah Sanusi, dilansir dari malangposcomedia, Kamis.
Meskipun semuanya dapat dilalui, namun dia mengaku jika menjadi aktor bukan hal yang mudah.
Disinggung dengan pesan yang tersirat dalam film berdurasi 35 menit ini, Sanusi pun mengatakan tentang kepedulian orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya.
“Dalam film ini tergambarkan jelas, bahwa orangtua harus melakukan kontrol terhadap pendidikan dan perkembangan anak-anaknya. Orangtua harus mengarahkan dan memantau terus menerus. Sehingga anak-anak pun tumbuh sebagai anak cerdas, dan memiliki dedikasi tinggi. Sehingga tercipta generasi yang lebih baik ke depan,” urainya.
Film ini sendiri menceritakan satu keluarga yang melakukan perjalanan wisata. Sepasang suami istri Hemas yang diperankan Maria Carolina, Gatot yang diperankan Leo Zainy dan anaknya Yosan yang diperankan David Nebukhad, berwisata di wilayah Singosari, Kabupaten Malang.
Cerita itu dimulai dari kemacetan yang terjadi di Jalan Raya Singosari dan membuat Gatot marah-marah.
Dalam perjalanan yang banyak diwarnai perdebatan dan kejutan, mereka menemukan sudut-sudut indah Kabupaten Malang yang sebelumnya tidak pernah mereka kunjungi.
Dan perjalanan wisata ini membawa mereka merenungi makna sebagai keluarga.
Dalam film ini, juga menampilkan banyak keindahan alam dan budaya di beberapa destinasi Singosari.
Sementara produser film Es Teh Hangat, Vicky Arief mengatakan film ini diproduksi tak lain untuk mempromosikan pariwisata dan budaya lokal yang ada di Kabupaten Malang.
Film ini juga sebagai upaya untuk mengembangkan potensi pariwisata lokal dan meningkatkan perekonomian daerah.
“Film ini tercipta dari buah kolaborasi yang apik dengan berbagai pihak,” sebutnya.
Lantaran film ini dibuat untuk meningkatkan potensi pariwisata, Vicky pun berencana akan melakukan roadshow. Dengan konsep layar tancap, film ini akan diputar di desa-desa atau kecamatan-kecamatan di Kabupaten Malang.
“Kami ingin mengajak semua orang terutama warga Kabupaten Malang melihat secara langsung tentang keindahan dan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Malang,” terang Vicky. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS