BATU – Wali Kota Batu Eddy Rumpoko mengaku bangga atas partisipasi warga dalam Karnaval Pancasila untuk menyemarakkan HUT ke-72 RI, Minggu (20/8/2017).
Karnaval yang diikuti ribuan peserta mengenakan pakaian adat daerah ini terbagi menjadi 47 kontingen dari semua komponen masyarakat di 3 Kecamatan dan 24 Desa se-Kota Batu.
Eddy Rumpoko mengatakan, Karnaval Pancasila sengaja mengusung konsep pakaian adat tradisional dari berbagai daerah di nusantara.
“Konsep karnaval Pancasila ini bertujuan untuk menimbulkan rasa kebanggaan sekaligus kecintaan kita terhadap Nusantara,” kata ER, sapaan Eddy Rumpoko.
Diharapkan dengan tema Pancasila dan teatrikal drama perjuangan para pahlawan zaman dahulu, masyarakat Batu semakin menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan kebersamaan membangun bangsa.
”Jiwa nasionalis harus terus dipupuk. Karnaval ini sebagai alat dan tontonan masyarakat supaya semakin mencintai negeri ini,” ujarnya.
Selain berasal dari seluruh desa/kelurahan, peserta karnaval juga dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Batu, swasta, wahana wisata bahkan 9 partai juga ikut memeriahkan karnaval.
Tak ayal, ratusan ribu penonton memadati seluruh pinggir jalan mulai garis start di Stdion Brantas menuju panggung finish di Jalan Panglima Sudirman, tepatnya di depan rumah dinas Wali Kota Batu.
Selain dihibur atraksi serta penampilan kontingen karnaval, penonton karnaval di Kota Batu disuguhi hal yang menarik. Yakni pakaian adat yang dikenakan wali kota, wawali, Kapolres Batu, Ketua DPRD dan beberapa undangan serta OPD.
ER mengenakan baju adat Sulawesi Selatan sama dengan Ketua DPRD Batu Cahyo Edi Purnomo, Wawali Punjul Santoso memakai baju adat Lombok Timur, Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto memakai baju adat Lampung, Plt Sekda Achmad Suparto dengan baju adat Banjar dan Wali Kota Terpilih Dewanti Rumpoko mengenakan baju adat Suku Sasak.
Di sela acara, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Batu mendeklarasikan pernyataan kerukunan umat beragama.
Isi pernyataan yang dibacakan Ketua FKUB Abdul Rochim, yakni sanggup untuk menjaga kerukunan dalam kehidupan beragama berbangsa dan bermasyarakat berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasarr 1945.
Kedua, sanggup untuk menciptakan suasana damai dan menghargai perbedaan, keyakinan serta ajaran masing-masing dalam rangka menjaga NKRI.
Ketiga, menolak semua bentuk faham radikalisme yang mengatasnamakan agama dan dapat mengancam serta menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Dalam acara itu, FKUB selain melakukan pernyataan sikap, juga menampilkan berbagai kesenian dari kelompok umat beragama. Di antaranya hadrah, terbang jidor, mengarak ogoh-ogoh, serta menampilkan barongsay. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS