BATU – Wali Kota Eddy Rumpoko menilai, angkutan tradisional dokar di Kota Wisata Batu saat ini sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan angkutan wisata. Pihaknya berharap dokar bertambah dari jumlah saat ini yang hanya 25 unit.
“Sekarang ini jumlah 25 unit dokar. Itu belum memenuhi kebutuhan. Selayaknya bila ingin menjadi angkutan utama wisatawan, jumlahnya harus mencapai 100 unit dokar,” kata Eddy Rumpoko, kemarin.
Wali kota yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang ini mengungkapkan, sejak awal Pemkot Batu menginginkan dokar menjadi angkutan wisata di Kota Batu. Dengan angkutan tradisional itu, wisatawan dapat berkeliling Kota Wisata Batu secara gratis.
Angkutan dokar juga bisa menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk terus berkunjung ke Kota Batu. “Untuk itulah, Pemkot Batu berusaha memberi perhatian pada angkutan tradisional dokar sebagai angkutan wisata,” ujar ER, sapaan akrab Eddy Rumpoko.
Saat ini, pihaknya tengah mencari terobosan untuk mendekatkan para kusir dokar dengan penangkar dan peternak kuda. Terobosan itu dilakukan agar kusir bisa mendapat bimbingan perawatan kuda yang baik sehingga kuda terlihat sehat dan menarik.
“Mudah-mudahan saja pengusaha ternak kuda bisa mengakomodasi keinginan kami itu, dan kami juga meminta para kusir untuk tidak sungkan menyampaikan keluhan ataupun kebutuhan penunjang angkutan dokar,” harap dia.
Selama ini, Pemkot Batu memberikan insentif kepada para kusir dokar setempat. Masing-masing kusir mendapatkan insentif sebesar Rp 1 juta setiap bulannya.
Insentif itu selain sebagai bantuan juga kompensasi tarif gratis angkutan dokar setiap hari Senin – Jumat mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS